Pj. Bunda PAUD Provinsi Bali: ‘Jadikan Anak Mandiri dan Tidak Tertekan dalam Belajar’
Pj. Bunda PAUD Provinsi Bali, Ny. drg. Ida Mahendra Jaya foto bersama usai membuka workshop IGTKI ‘Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan’, di Kuta Beach Hotel Bali, Rabu (29/11/2023) petang. (Foto: Humas Prov. Bali)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- Penjabat (Pj) Bunda PAUD Provinsi Bali, Ny. drg. Ida
Mahendra Jaya membuka workshop Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) ‘Transisi
PAUD ke SD yang Menyenangkan’ bertempat di Kuta Beach Hotel Bali, Rabu (29/11/2023)
petang.
Bunda PAUD menyampaikan, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
sangat penting untuk membentuk karakter dan fondasi kuat anak.
Ia menyoroti bagaimana dewasa ini di tengah kemajuan
teknologi informasi, banyak anak yang mengalami kecanduan gadget sehingga
mengganggu kehidupan sosial anak.
“Untuk itu diperlukan adanya pendidikan anak usia dini yang
dapat mengarahkan dan membimbing mereka ke arah yang lebih baik,” jelas Ida
Mahendra Jaya.
Dengan adanya kurikulum Merdeka Belajar, Bunda PAUD Provinsi
Bali berharap IGTKI khususnya di Bali dapat berperan dan melaksanakan tugasnya
dengan baik sehingga pelayanan pendidikan anak usia dini terlaksana dengan baik
dan peserta didik terpenuhi hak dan kebutuhannya untuk menjadi anak yang
mandiri, senang dan tidak tertekan dalam belajar. Selain itu, ia berharap pendidikan
anak usia dini dapat meningkatkan potensi dan kreativitas masing-masing anak
didik.
Ketua Umum PP IGTKI-PGRI, Nur Sriyati, S.Pd., M.M.
menyampaikan, workshop transisi PAUD ke SD sendiri dilaksanakan untuk
menciptakan pendidikan anak usia dini yang berkualitas dengan meningkatkan profesionalisme
guru TK dan kepala TK dalam melaksanakan tugasnya.
Sementara perwakilan Direktur PAUD Kemendikbud Ristek,
Lestari, S.Pd., M.M menyampaikan, program ini bertujuan untuk meluruskan
persepsi di masyarakat saat ini dimana kemampuan anak masih dinilai dari
kemampuan membaca dan berhitung.
Padahal menurutnya, yang lebih penting adalah membangun
fondasi anak yaitu mengenal nilai agama dan budi pekerti, keterampilan sosial
dan bahasa, kematangan emosi, kematangan kognitif, pengembangan keterampilan
motorik dan perawatan diri serta pemaknaan belajar yang positif dan
menyenangkan.
Oleh karena itu, program ini mendorong transisi PAUD ke SD
agar bebas dari tes membaca, menulis, dan berhitung (calistung).
Program ini juga mendorong adanya masa perkenalan kepada
peserta didik SD selama dua minggu pertama serta penerapan pembelajaran yang
dapat membangun fondasi anak menjadi anak yang aktif dan eksploratif serta
sarat dengan interaksi positif yang membangun potensi anak. (yus/humas)