Pj. Gubernur Bali Berharap TPS3R Baktiseraga Bisa Direplikasi Desa Lain
Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya bersama dengan Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana melakukan peninjauan ke TPS3R Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng, Minggu (26/11/2023). (Foto: Humas Prov. Bali)
BULELENG,
PERSPECTIVESNEWS- Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya
bersama dengan Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana melakukan peninjauan ke Tempat
Pembuangan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Desa Baktiseraga, Kecamatan
Buleleng, Minggu (26/11/2023).
Mahendra Jaya melihat berbagai kegiatan yang dilakukan di (TPS3R)
Baktiseraga seperti pengolahan sampah menjadi pupuk, ternak kambing dan juga
pemanfaatan lahan kosong untuk perkebunan.
Mahendra Jaya sangat mendukung dan memberikan apresiasi
berbagai kegiatan yang sudah dilakukan di TPS3R Baktiseraga. Utamanya mengubah
budaya perilaku masyarakat desa terhadap sampah. Upaya-upaya untuk mengajak
masyarakat memilah sampah hingga sampai ke TPS3R ini menjadi hal yang sangat
penting untuk dilakukan sehingga penanganan masalah sampah bisa dilakukan
secara bersama-sama.
“Saya sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan agar
berkesinambungan seterusnya,” katanya.
Selain dilakukan secara berkesinambungan, ia pun ingin
kegiatan yang sudah dilakukan di Desa Baktiseraga direplikasi di desa lain.
Dengan tujuan, penanganan sampah di desa-desa menjadi lebih baik. Desa-desa
lain agar belajar di Desa Baktiseraga mengenai penanganan sampah ini.
“Saya ingin seperti itu. Desa lain agar belajar ke
Baktiseraga dan bisa melakukan upaya-upaya mengubah budaya perilaku terhadap
sampah,” ungkap Mahendra Jaya.
Lihadnyana menjelaskan, Pj Gubernur Bali hadir di TPS3R
Baktiseraga untuk melihat secara langsung kegiatan yang sudah dilakukan.
Termasuk kegiatan pengolahan sampah di TPS3R yang berawal dari pemilahan sampah
di masing-masing keluarga masyarakat Desa Baktiseraga. Juga ada pemanfaatan
lahan kosong untuk perkebunan dan pertanian karena lokasi Desa Baktiseraga yang
terletak di tengah kota (urban farming).
“Pemilahan sampah yang dimulai dari keluarga ini juga
menjadi percontohan karena mampu mengajak masyarakat untuk mengubah perilaku
terhadap sampah itu sehingga Pj Gubernur Bali berkenan untuk meninjau TPS3R
Baktiseraga,” jelasnya.
Kegiatan serupa telah diterapkan di desa lainnya. Utamanya
dalam pemilahan dan pengolahan sampah. Seperti yang dilakukan di Desa Pemaron,
Kecamatan Buleleng. Pemilahan sampah khususnya sampah plastik melibatkan
siswa-siswa Taman Kanak-Kanak (TK). Dengan begitu, para siswa-siswi TK ini akan
menularkan kepada orang tua mereka mengenai pemilahan sampah plastik.
“Mereka mengumpulkan sampah plastik. Setelah dikumpulkan,
akan digunakan untuk membayar les atau dikumpulkan di sekolahnya,” ujar
Lihadnyana.
Sementara itu, terkait dengan upaya perubahan perilaku
terhadap sampah di masyarakat, Perbekel (Kepala Desa) Baktiseraga Gusti Putu
Armada menyebutkan, hal tersebut memerlukan waktu yang lama.
Membangun kesadaran dan budaya pemilahan sampah relatif sulit
dilakukan. Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat Desa Baktiseraga
menjadi sadar akan budaya perilaku terhadap sampah tersebut.
“Kita di TPS3R ini tidak akan mengangkut sampah dari
masyarakat jika tidak dipilah terlebih dahulu. Jadi, kita membiasakan
masyarakat agar memilahnya terlebih dahulu hingga sampai ke TPS3R,” sebutnya. (git/humas)