Salah Satu Guru Besar menerima ucapan
selamat dari Rektor Unud, Prof. Ir. I Ketut Sudarsana, ST., Ph.D., usai prosesi
pengukuhan dalam Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap yang berlangsung di
Auditorium Widya Sabha, Kampus Jimbaran, Sabtu (31/5/2025). (Foto: Humas Unud)
BADUNG, PERSPECTIVESNEWS - Universitas Udayana (Unud) kembali menambah jumlah Guru Besar Tetap
melalui upacara pengukuhan yang berlangsung di Auditorium Widya Sabha, Kampus
Jimbaran, Kabupaten Badung, Sabtu (31/5/2025).
Sebanyak lima dosen dari lima fakultas
resmi dikukuhkan oleh Rektor Unud, Prof. Ir. I Ketut Sudarsana, ST., Ph.D.
Kelima Guru Besar tersebut terdiri atas Prof. I Gusti Ngurah Parikesit
Widiatedja, S.H., M.Hum, LLM., Ph.D. dari Fakultas Hukum dalam bidang Hukum
Tata Ruang; Prof. I Wayan Gede Astawa Karang, S.Si., M.Si., Ph.D. dari Fakultas
Kelautan dan Perikanan dalam bidang Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi
Geografis Lingkungan.
Kemudian; Prof. Dr. drh. Ida Ayu Pasti Apsari, M.P. dari Fakultas Kedokteran
Hewan dalam bidang Protozoologi Veteriner; Prof. Dr. Ir. Lie Jasa, M.T., IPU.
dari Fakultas Teknik dalam bidang Teknologi Rekayasa Elektronika; dan Prof. Dr.
dr. Putu Anda Tusta Adiputra, S.Ked., Sp.B.Subsp.Onk(K). dari Fakultas
Kedokteran dalam bidang Ilmu Bedah Onkologi.
Rektor Unud
menyampaikan bahwa penambahan lima Guru Besar ini secara otomatis memperkuat
kapasitas keilmuan dan kapabilitas akademik universitas. Ia meyakini dengan bertambahnya jumlah
Guru Besar akan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan mutu pendidikan
tinggi yang berlangsung di Unud, serta mendukung pencapaian visi universitas
sebagai institusi yang unggul, mandiri, dan berbudaya. Dengan pengukuhan ini,
Universitas Udayana kini telah memiliki total 243 Guru Besar aktif.
Rektor juga
mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 232 dosen bergelar doktor dengan jabatan
fungsional Lektor Kepala dan 242 dosen bergelar Lektor, yang menunjukkan
potensi besar untuk peningkatan jumlah Guru Besar ke depan.
Ia berharap pengukuhan
ini dapat menjadi motivasi bagi para akademisi lainnya untuk segera
memperjuangkan jenjang jabatan tertinggi dalam karier dosen tersebut.
“Tantangan institusi
pendidikan ke depan semakin tinggi dan kompleks dalam menciptakan SDM unggul
menuju Indonesia Emas 2045. Kita harus mampu merespons era kampus berdampak
atau GenPT 4.0, khususnya dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,”
tegasnya.
Dalam prosesi
pengukuhan, masing-masing Guru Besar menyampaikan orasi ilmiah yang
mencerminkan kepakaran dan kontribusi akademiknya. Topik yang diangkat mencakup
strategi transformasi hukum tata ruang untuk investasi berkelanjutan, aplikasi
penginderaan jauh dalam pelestarian lingkungan, diagnosis penyakit protozoa
hewan berbasis serologi dan hematologi, rekayasa teknologi pembangkit listrik
ramah lingkungan untuk perdesaan, serta peran ahli bedah onkologi di era
kecerdasan buatan dan pengobatan presisi.
Ketua Forum Guru Besar
Universitas Udayana yang diwakili Ketua Divisi Penelitian, Prof. Dr. Ir. I
Wayan Suarna, MS, menegaskan, Forum Guru Besar berperan aktif dalam memberikan masukan strategis
kepada pimpinan universitas, serta mencermati arah perkembangan institusi dalam
skala lokal, nasional, hingga global.
Ia juga menekankan
bahwa pengukuhan sebagai Guru Besar bukanlah akhir dari perjalanan akademik,
melainkan langkah awal untuk berkontribusi lebih besar melalui keahlian yang
dimiliki. (angga)