Sosialisasi percepatan pengurangan sampah plastik sekali pakai (PSP-PSBS) bersama Duta PSBS Provinsi Bali, Ny. Putri Koster, di Tabanan, Jumat (3/10/2025). (Foto: Humas Prov. Bali)
TABANAN, PERSPECTIVESNEWS-
Kecamatan Baturiti menjadi salah satu wilayah di Bali yang menunjukkan kemajuan
nyata dalam mendukung program Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS).
Camat Baturiti, Sayu Made
Parwati, mengungkapkan bahwa dari total 54 desa adat di wilayahnya, 48 di
antaranya telah menerapkan teba modern, sementara sisanya masih mempertahankan
palemahan teba tradisional.
Selain itu, Baturiti juga
memiliki 12 desa dinas yang seluruhnya sudah menginisiasi penerapan teba modern
dengan menempatkan percontohan di masing-masing kantor desa.
“Ini menjadi bagian dari komitmen
Baturiti untuk memperkuat peran desa dinas dan desa adat dalam mewujudkan
lingkungan yang sehat, bersih, dan berkelanjutan,” ujarnya dalam sosialisasi
percepatan pengurangan sampah plastik sekali pakai (PSP-PSBS) bersama Duta PSBS
Provinsi Bali, Ny. Putri Koster, di Tabanan, Jumat (3/10/2025).
Keberhasilan di Kecamatan
Baturiti ini sejalan dengan pesan Ny. Putri Koster bahwa persoalan sampah harus
diselesaikan di hulu, mulai dari rumah tangga, sekolah, pasar, hingga restoran.
Ia menegaskan bahwa kepala desa memiliki peran penting dalam mengorganisir
warganya agar disiplin dalam pemilahan sampah.
Dukungan serupa juga datang dari
Kecamatan Marga. Camat Marga, I Gede Nengah Sugiarta, menekankan bahwa sampah
bukan hanya soal lingkungan, melainkan keberlangsungan hidup anak cucu.
Kehadiran PSBS, kata dia, tidak hanya mengajarkan cara membuang sampah, tetapi
juga mengolah, memilah, dan memberi nilai ekonomi.
“Kami siap menjadi bagian dari
gerakan ini, dan akan mengajak seluruh pemangku kepentingan di Kecamatan Marga
untuk bergerak cepat menyukseskan program PSBS demi Bali yang lebih bersih dan
sehat,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris TP PKK
Kabupaten Tabanan, Ny. Budiasih Dirga, mengajak seluruh camat, kepala desa,
hingga ibu-ibu PKK aktif terlibat.
Ia menegaskan bahwa sinergi
lintas elemen sangat dibutuhkan mengingat persoalan sampah sudah berdampak
langsung pada kehidupan masyarakat, salah satunya banjir akibat hujan singkat.
Koordinator Percepatan PSP-PSBS,
Luh Riniti Rahayu, menekankan program ini sebagai “super prioritas” karena
persoalan sampah di Bali telah masuk kategori darurat.
Sebagai bentuk apresiasi, Ny.
Putri Koster juga memberikan hadiah berupa uang tunai Rp2 juta kepada peserta
yang aktif berpartisipasi.
Gerakan PSBS diharapkan dapat
memperkuat kesadaran kolektif masyarakat Bali bahwa kebersihan lingkungan
adalah tanggung jawab bersama, demi masa depan yang sehat dan berkelanjutan. (hum/lan)