Wagub Giri Prasta menghadiri Penyineban Mahasabha VI Pratisentana Bendesa Manik Mas di Wantilan Pura Taman Pule, Desa Mas, Ubud, Gianyar, Minggu (26/10/2025). (Foto: Hms Prov. Bali)
GIANYAR, PERSPECTIVESNEWS- Wakil Gubernur Bali I
Nyoman Giri Prasta menghadiri Penyineban Mahasabha VI Pratisentana Bendesa
Manik Mas di Wantilan Pura Taman Pule, Desa Mas, Ubud, Gianyar, Minggu (26/10/2025).
Di hadapan para peserta Mahasabha, Wagub Giri Prasta
menyampaikan pesan agar pertemuan yang membahas program serta pemilihan
pengurus baru dapat terlaksana dengan baik, mengedepankan asas kebersamaan, dan
menghasilkan program yang bermanfaat bagi pratisentana pasemetonan serta
mendukung pembangunan Bali secara umum.
“Memilih pengurus jangan sampai menimbulkan perselisihan,
karena niat dan tujuan utama dari terpilihnya pengurus adalah untuk ngayah
kepada Sesuhunan, Semeton Bendesa Manik Mas, dan seluruh Semeton Bali. Pengurus
juga diharapkan mampu melahirkan program-program yang bermanfaat bagi kemajuan
internal maupun eksternal,” ujar Wagub Giri Prasta.
Wagub juga menyampaikan secara lugas beberapa tatanan
pelaksanaan yadnya dan sesama dalam menjalani kehidupan pasemetonan, serta
nilai-nilai dan laku sebagai umat maupun pemuka agama Hindu.
Dalam kesempatan tersebut, ia mengingatkan agar pratisentana
Bendesa Manik Mas senantiasa menjalankan swadarmaning pasemetonan, antara lain
swadharma kepasekan yang meliputi astiti bhakti ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, bhakti ring kawitan, tindih ring bhisama, serta guyub ring semeton.
“Pasemetonan sepatutnya saling sumbah karena berasal dari
satu kawitan yang sama. Saling parid, yaitu berbagi baik dalam kelebihan maupun
kekurangan, serta masidikara yang bermakna memiliki posisi setara — duduk sama
rendah, berdiri sama tinggi. Jika bersatu, maka setengah perjuangan telah
berhasil; jika tidak bersatu, maka setengah perjuangan telah gagal. Jadi, pilih
berhasil atau gagal,” tegasnya.
Lebih lanjut, Giri Prasta juga menyampaikan harapannya agar
pemerintah dapat terus mendukung umat Hindu dalam pelaksanaan adat dan agama
melalui berbagai program pelestarian serta dukungan biaya operasional. Salah
satunya melalui program Taman Gumi Banten di setiap kabupaten/kota dan Taman
Canang Sari di setiap kecamatan di Bali.
Dengan adanya program tersebut, umat diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan sarana upakara dan upacara yadnya secara mandiri, tanpa
bergantung pada pasokan dari daerah lain, serta mampu meringankan beban umat
agar tidak terbebani berbagai iuran.
“Tujuan kita agar nantinya krama cukup ngayah saja, tanpa
perlu urunan lagi. Saya tahu, dari tingkat rumah tangga, mulai dari upacara
adat, upacara yadnya, hingga pembangunan fasilitas keagamaan, semuanya
membutuhkan materi dan waktu yang tidak sedikit,” pungkas Giri Prasta.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Wagub Giri Prasta secara
pribadi menyerahkan punia sebesar Rp25 juta.
