Sekda Made Indra memimpin Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi 2025–2026 di Lapangan Niti Mandala, Denpasar, Selasa (2/12/2025). (Foto: Hum Prov. Bali)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Sekretaris Daerah
Provinsi Bali, Dewa Made Indra, mewakili Gubernur Bali memimpin Apel Siaga
Bencana Hidrometeorologi 2025–2026 di Lapangan Niti Mandala, Denpasar, Selasa
(2/12/2025).
Kegiatan ini melibatkan ratusan peserta dari unsur
TNI/Polri, instansi vertikal, perangkat daerah, BUMN, organisasi masyarakat,
relawan, dan pecalang.
Dalam amanat Gubernur yang dibacakan Sekda, meningkatnya
frekuensi cuaca ekstrem disebut sebagai peringatan serius bagi seluruh pemangku
kepentingan. Peristiwa banjir besar pada awal September lalu dinilai menjadi
pembelajaran penting bahwa kejadian serupa berpotensi terulang, khususnya
memasuki puncak musim hujan pada Januari–Februari 2026.
Selain banjir, Bali juga dihadapkan pada ancaman angin
kencang, tanah longsor, dan gelombang tinggi.
Gubernur turut menegaskan bahwa Bali, sebagai pulau kecil
yang berada di jalur ring of fire, memiliki tingkat kerentanan bencana yang
tinggi. Karena itu, nilai-nilai kearifan lokal dalam visi Nangun Sat Kerthi
Loka Bali diharapkan menjadi pijakan dalam menjaga keseimbangan alam dan
mengurangi risiko bencana.
Dalam amanat tersebut, Gubernur juga mengeluarkan tiga
instruksi teknis. Pertama, seluruh unsur pentahelix—pemerintah, masyarakat,
dunia usaha, akademisi, dan media—diminta memperkuat kolaborasi dalam upaya
pengurangan risiko bencana. Kedua, seluruh pihak diminta memeriksa kembali
kesiapan personel, peralatan, logistik, sistem komunikasi, hingga prosedur
evakuasi, serta menyiapkan rencana kontinjensi. Ketiga, kekuatan di tingkat
provinsi harus selalu siap memberikan dukungan penanganan bencana di seluruh kabupaten/kota.
Sebelum apel dimulai, Dewa Indra meninjau kesiapan personel,
peralatan, dan kendaraan operasional. Ia mengapresiasi kesiapsiagaan seluruh
instansi dan menilai bahwa dukungan logistik telah memadai.
“Dalam urusan bencana, kita harus selalu berharap yang
terbaik, tetapi siap menghadapi yang terburuk,” ujarnya.
Apel Siaga Bencana ditutup dengan ajakan untuk memperkuat
komitmen mewujudkan Bali Tangguh Bencana demi keselamatan dan kesejahteraan
seluruh Krama Bali. (hum/lan)
