Perspectives News

Selama 2023, di Bali Terjadi 1.254 Bencana, Renggut 11 Jiwa Kerugian Rp63 Miliar Lebih


 Info grafis: BPBD Bali 2023

DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS – Hingga 30 Desember 2023 di Bali telah terjadi sebanyak 1.254 bencana dengan kerugian mencapai Rp63,7 miliar lebih, korban meninggal dunia 11 orang dan luka-luka 37 orang.

Bencana yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun itu didominasi bencana akibat cuaca ekstrem.

Tahun 2022 kejadian bencana di Bali mencapai 1.232 kejadian dengan jumlah korban sebanyak 44 orang dan total kerugian Rp51,4 miliar lebih.

“Dibanding tahun 2022, bencana yang terjadi di tahun 2023 terjadi peningkatan sebanyak 22 kejadian atau sebesar 1,79%,” ucap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, I Made Rentin, Minggu (31/12/2023).

Rentin mengatakan, dalam upaya peningkatan kapasitas kelembagaan, total logistik yang didistribusikan ke kabupaten/kota tahun 2023 sejumlah 213.125 barang.

Pada   tahun   2023, lanjut dia, Pemprov Bali menyediakan anggaran Rp15 miliar untuk penyaluran bantuan rehabilitasi dan rekontruksi korban bencana atau musibah. “Sampai dengan Desember 2023, anggaran tersebut terealisasi sebesar Rp9.184.700.000,” imbuh Rentin.

Dana Rp9 miliar lebih itu, kata Rentin, masing-masing untuk Kabupaten Jembrana Rp2.115.300.000, Tabanan Rp650.000.000, Klungkung Rp312.000.000, Gianyar Rp100.000.000, Buleleng Rp1.090.500.000, Karangasem           Rp1.499.900.000, Bangli Rp3.390.000.000, dan Kota Denpasar Rp27.000.000.

Dukungan stakeholder di Provinsi Bali yaitu Sub-Nasional Siap Siaga Team Bali, Asia Pacific Alliance for Disaster Management (APAD) Indonesia, Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP), Yayasan Plan Indonesia dan Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) begitu penting dalam penanganan kebencanaan.

“BPBD Bali mengampu misi ke-19, yaitu mengembangkan sistem keamanan terpadu yang ditopang dengan sumber daya manusia serta sarana prasarana yang memadai untuk menjaga keamanan daerah dan Krama Bali serta keamanan para wisatawan,” katanya.

Dengan mengampu misi ke-19, kata Rentin diharapkan terwujudnya peningkatan kapasitas penanggulangan bencana terpadu berbasis masyarakat dan teknologi di Bali dengan indikator indeks risiko bencana.

Misi tersebut, lanjut dia, dijabarkan menjadi dua program, yaitu program penanggulangan bencana dan program penunjang yaitu program penanggulangan bencana merealisasikan anggaran sejumlah 90,84% dari target yang telah dianggarkan, dan program penunjang merealisasikan anggaran sejumlah 94% dari target yang telah dianggarkan. (djo)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama