Perspectives News

Awas! Sebentar Lagi Pergantian Musim, BPBD Bali Imbau Masyarakat Waspada

 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali I Made Rentin mengingatkan sebentar lagi masuk pergantian dari musim hujan ke musim kemarau. (Foto: dok)

DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS - Prediksi awal musim kemarau (AMK) tahun 2024 di wilayah Bali diprakiraan pada bulan Maret hingga Juni 2024, dan puncak musim kemarau 2024 di Provinsi Bali diprakirakan jatuh pada bulan Juli 2023 dan Agustus 2024.

Karenanya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mengimbau masyarakat melakukan langkah antisipatif terhadap potensi angin kencang, hujan deras dalam waktu singkat, serta puting beliung pada periode pergantian musim/periode pancaroba (periode Maret, April hingga Mei 2024).

“Kami juga mengimbau masyarakat melakukan langkah pencegahan/antisipasi menjelang saat memasuki dan pada puncak musim kemarau dengan tindakan antisipasi di wilayah yang diprakirakan mengalami musim kemarau di atas normal (lebih basah dari biasanya) terutama untuk tanaman pertanian dan hortikultura yang sensitif terhadap curah hujan tinggi,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin, Minggu (24/3/2024).

Rentin juga berharap agar juga lebih mengoptimalkan penampungan air pada sisa musim hujan, untuk memenuhi danau, waduk, embung dan tempat penyimpanan air lainnya. Untuk menekan risiko penurunan hasil panen pada lahan sawah, maka pengelolaan air bagi kebutuhan pertanian harus dilakukan dengan lebih hemat.

“Terus memonitor media informasi resmi (misalnya aplikasi InfoBMKG, media sosial instagram dan facebook page BPBD Provinis Bali) untuk mendapatkan informasi mutakhir dan terupdate terkait kondisi cuaca dan iklim terkini, termasuk Musim Kemarau 2024 dan perkembangannya,” ujarnya.

Selanjutnya, untuk mengantisipasi masuknya musim kemarau, Rentin mengatakan pihaknya merekomendasikan agar daerah-daerah dengan peluang terjadinya curah hujan rendah supaya waspada kebakaran hutan, lahan dan semak dengan tidak melakukan aktivitas pembakaran tanpa pengawasan,  menghemat penggunaan air bersih, dan selalu melakukan update informasi cuaca dan iklim dari BMKG melalui berbagai kanal yang ada. (djo)

Post a Comment

Previous Post Next Post