Perspectives News

Enam Desa Wisata Binaan BI Bali Ikuti Bursa Fair di BBTF ke-10


Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, G.A. Diah Utari (4 dari kanan) saat menghadiri Press Conference BBTF 2024, di BICC, Nusa Dua, Badung, Kamis (13/6/2024). (Foto: Dok) 

BADUNG, PERSPECTIVESNEWS – Sebanyak 6 (enam) desa wisata binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali turut serta dipromosikan di bursa fair di ajang bergengsi BBTF ke-10 tahun 2024.

Enam desa wisata itu adalah Desa wisata Taro, Penglipuran, Pemuteran, Sudaji, Tampaksiring, dan Duda.

“Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menyambut baik dan turut mendukung penyelenggaraan BBTF ke-10 tahun 2024. Kami turut mempromosikan desa wisata yang merupakan binaan KPw BI Provinsi Bali dalam bursa fair,” jelas Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, G.A. Diah Utari pada Press Conference BBTF 2024, di BICC, Nusa Dua, Badung, Kamis (13/6/2024).

Dikatakan Diah Utari, fasilitasi promosi desa wisata ini merupakan salah satu bentuk upaya Bank Indonesia dalam mendukung penerapan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

“Desa Wisata tidak hanya mampu menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar termasuk UMKM, namun juga turut menjaga kelestarian budaya dan adat Bali,” sebutnya.

Perwakilan pengelola desa wisata mengaku cukup banyak buyer yang berminat dengan paket wisata yang ditawarkan dan berencana akan melakukan negosiasi lebih lanjut.

Diah Utari menyampaikan bahwa sektor terkait pariwisata merupakan penyumbang utama pertumbuhan ekonomi Bali dengan kontribusi mencapai 41,91% lebih tinggi dari nasional yang sebesar 25,12%.

“Dengan semakin meningkatnya aktivitas pariwisata, pertumbuhan ekonomi Bali juga masih tercatat tinggi yang mencapai 5,98% (yoy) pada triwulan I 2024, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,11% (yoy). Pertumbuhan sektor pariwisata juga menjadi lokomotif untuk penyerapan tenaga kerja dan tumbuhnya local community based business,” ujarnya.

Diah Utari menjelaskan, tingkat pengangguran di Bali per Februari 2024 sebesar 1,87% dan kemiskinan sebesar 4,25%, masing-masing lebih rendah dari nasional yang tercatat sebesar 4,82% dan 9,36%. Sementara itu, jumlah UMKM terkait pariwisata jumlahnya lebih dari 200.000 usaha berdasarkan data BPS.

“Sektor pariwisata Bali masih terkonsentrasi pada wilayah Bali Selatan yakni Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan) yang tercermin dari share ekonomi, penyaluran kredit, tingkat pendapatan dan pengeluaran yang lebih tinggi pada wilayah tersebut dibandingkan wilayah Non-Sarbagita. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan upaya untuk mendorong kunjungan wisatawan ke wilayah Bali Utara guna mengurangi ketimpangan,” jelasnya.

Pameran BBTF diikuti oleh pelaku usaha pariwisata baik maskapai, agen perjalanan, hotel, event organizer, dan ragam usaha yang berfokus pada kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Pelaku usaha yang terlibat tidak hanya berasal dari Bali namun juga dari wilayah lain seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, NTB, NTT, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur.

Dari negara lain yang turut hadir diantaranya yakni Nepal, Timor Leste, China, Amerika Serikat, Malaysia, Afrika Selatan, dan Iran. Hal ini menjadikan BBTF sebagai travel fair dengan dampak ekonomi terbesar di Indonesia. Selain menampilkan booth-booth promosi pariwisata, rangkaian kegiatan dari BBTF tahun ini juga terdiri dari talk show pariwisata dan konferensi pers dari pejabat, pemerintah, serta industri pariwisata.  (lan)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama