Pelatihan pembuatan banten dengan materi banten Otonan Ayaban Tumpang Pitu di Balai Banjar Pengukuh yang diselenggarakan Pemkot Denpasar dan WHDI Kota Denpasar, Sabtu (17/5/2025) (Foto: Humas Kota Denpasar)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS - Pemerintah Kota Denpasar bersama Wanita Hindu Dharma
Indonesia (WHDI) Kota Denpasar menggelar pelatihan pembuatan banten dengan
materi banten Otonan Ayaban Tumpeng Pitu di Balai Banjar Pengukuh, Desa
Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Sabtu (17/5/2025).
Pelatihan yang diikuti puluhan ibu-ibu PKK setempat dengan
didampingi narasumber serta pendamping dari WHDI Kota Denpasar ini bertujuan
agar pembuatan banten dapat dilaksanakan secara mandiri.
Dalam kesempatan tersebut hadir Ketua Dharma Wanita
Persatuan (DWP) Kota Denpasar, Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana bersama Sekretaris
Kecamatan Denpasar Utara, I Wayan Aryanta, Perbekel Desa Peguyangan Kangin,
Wayan Susila, Kelian Adat dan Kepala Dusun Banjar Pengukuh serta sejumlah
undangan lainnya.
Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana
ditemui di sela-sela kegiatan menyebut pelatihan pembuatan banten Otonan Ayaban
Tumpeng Pitu yang difasilitasi Pemkot Denpasar untuk masyarakat ini
dilaksanakan berkelanjutan. Hal ini lantaran jenis banten Otonan ini sangat
dibutuhkan setiap enam bulan sekali dalam memperingati hari kelahiran secara
agama Hindu.
"Pelatihan pembuatan banten mengkhusus pada pembuatan
Banten Otonan Ayaban Tumpeng Pitu Ini agar para peserta yang mayoritas kaum ibu
ini paham tidak saja cara membuat banten, tapi juga pengaplikasiannya serta
filosofi dari banten yang dibuat tersebut sesuai dengan Sastra Agama Hindu.
Tentu saja dengan bimbingan narasumber berpengalaman dari WHDI," ujarnya.
Sementara Narasumber Pelatihan Banten dari WHDI Denpasar, Ni
Wayan Sukerti menjelaskan materi yang
diajarkan dalam pelatihan membuat Banten kali ini adalah Banten Otonan Ayaban
Tumpeng Pitu. Dimana, banten terdiri dari "Ulun Banten" yakni Pejati,
Gebogan, Pengambean, Peras Soda, dapetan Pokok. Juga terdiri dari Sesayut
(Sesayut Pebersihan, Sesayut Sida Purna, Sesayut Pageh Urip) dan Tebasan Pemiak
Kala, juga Segehan Manca Warna,
Bayakaonan dan Prayascita.
Selain juga akan dijelaskan langsung filosofi dari
masing-masing komponen Banten tersebut serta tata cara pengaplikasian dalam
upacara otonan ditambah sesi tanya jawab, " jelasnya.
Ditambahkan Sukerti, pelatihan banten kepada masyarakat ini
merupakan program rutin tahunan dimana setiap tahunnya dilaksanakan sebanyak
delapan kali atau empat kecamatan mendapat giliran dua kali pelatihan. Untuk
tahun ini kegiatan dimulai pada tanggal 7 Mei 2025 dan berakhir pada 19 Mei
2025.
"Pelatihan pembuatan Banten ini juga sebagai media
saling bertukar pikiran dan berbagi pengetahuan tentang pembuatan Banten
melalui sesi tanya jawab," ucap Sukerti.
Salah satu peserta pelatihan, Kadek Suardani menyambut baik
dilaksanakannya pelatihan membuat Banten dilingkungannya.
"Kegiatan ini sangat membantu kami para ibu-ibu untuk
semakin memahami tata cara pembuatan Banten dan pengaplikasiannya dalam
upacara. Karena kita di Bali tidak pernah terlepas dari kegiatan
keagamaan," ungkapnya. (esa)