Bendesa Adat Sumbersari, I Ketut Subanda (tengah), saat mengunjungi salah satu warga korban gigitan anjing liar (kiri) di Banjar Sumbersari, Desa Malaya, Jembrana, Senin (2/6/2025). (Foto: Dik/Perspectives)
JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Seekor anjing liar secara membabi buta menyerang delapan warga di Banjar Sumbersari, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana, Minggu (1/6/2025). Selain warga, seekor kucing juga dilaporkan menjadi korban keganasan hewan tersebut.
Beruntung, anjing yang diduga sebagai hewan penular rabies (HPR) itu telah berhasil diamankan, dan sampel otaknya kini tengah diuji di Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar.
Menurut informasi yang dihimpun, anjing liar berwarna hitam kombinasi putih tersebut muncul secara tiba-tiba tanpa diketahui asal-usulnya. Hewan dewasa itu kemudian menyerang warga satu per satu, dengan mayoritas korban mengalami luka gigitan pada bagian kaki.
Bendesa Adat Sumbersari, I Ketut Subanda saat ditemui Senin (2/6/2025) menjelaskan, para korban telah dilarikan ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan penanganan intensif. Seluruhnya telah menerima Vaksin Anti Rabies (VAR) tahap pertama dan telah dijadwalkan untuk pemberian VAR tahap selanjutnya.
"Kejadiannya (warga digigit anjing) kemarin. Anjing liar itu tidak diketahui asalnya. Ada delapan orang warga diserang," ungkapnya.
Pihaknya segera berkoordinasi dengan puskesmas setempat dan petugas bidang Kesehatan Hewan (Keswan) untuk penanganan lebih lanjut.
"Tim Keswan-Kesmavet telah mengambil sampel otak anjing sekitar pukul 16.41 WITA untuk diuji laboratorium di Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar," tambahnya.
Selain delapan warga, anjing liar tersebut juga dilaporkan sempat berinteraksi dan menyerang seekor kucing dan seekor anjing milik warga setempat.
"Semua korban gigitan telah mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) tahap pertama di puskesmas. Kami masih menunggu hasil uji lab sampel otak anjing," ujar Subanda.
Ia juga mengimbau warga yang hewan peliharaannya (anjing atau kucing) sempat berinteraksi dengan anjing penyerang tersebut.
"Jika hasil uji sampel positif rabies, kami mohon pemilik hewan penular rabies (HPR) tersebut untuk bersedia hewan peliharaannya dieliminasi guna mencegah penyebaran lebih lanjut," imbaunya.
Pihaknya mengakui insiden ini menjadi pelajaran berharga di tengah terus meningkatnya kasus rabies di Kabupaten Jembrana. "Kami harap hasil sampelnya negatif (rabies)," ujarnya.
Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet), Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Gede Putu Kasthama, membenarkan peristiwa tersebut.
"Sudah ditangani dan diambil sampel otaknya. Selanjutnya kita kirim ke BBVet untuk diuji laboratorium guna mengetahui hasilnya," katanya singkat. (dik)