Perspectives News

PLN Catat Gangguan Listrik Akibat Layangan Meningkat

 

 


Tampak sebuah layangan nyangkut di jaringan listrik di sebuah kawasan di Sanur.  (Foto: PLN)

DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk bermain layang-layang dengan aman dan bertanggung jawab, guna menjaga keandalan pasokan listrik.

Imbauan ini ditujukan kepada Rare Angon tidak kepada hanya anak-anak, tetapi juga kepada para orang dewasa yang memiliki hobi melayangan.

Sepanjang Januari hingga Juli 2025, PLN mencatat 43 kali gangguan listrik di Bali yang disebabkan oleh layang-layang yang tersangkut jaringan listrik. Angka ini meningkat dibandingkan total gangguan sepanjang tahun 2024 yang mencapai 41 kali.

General Manager PLN UID Bali, Eric Rossi Priyo Nugroho menegaskan, gangguan akibat layang-layang bukan hanya mengganggu pelayanan listrik, tetapi juga dapat membahayakan keselamatan jiwa.

“Kami mengajak masyarakat untuk tidak hanya menjaga diri dari bahaya listrik, tetapi juga ikut menjaga pasokan listrik agar tetap aman dan andal. Budaya melayangan penting, namun keselamatan lebih utama,” ujarnya di Denpasar, Senin (28/7/2025).

PLN mengimbau masyarakat untuk memperhatikan tiga aspek utama dalam bermain layang-layang yakni bermain di area yang jauh dari jaringan listrik PLN, menghindari penggunaan benang berbahan logam atau benang gelasan yang dapat menghantarkan Listrik, tidak menginapkan layangan, karena berpotensi tersangkut dan menimbulkan korsleting pada jaringan.

Gangguan listrik akibat layang-layang tidak hanya menyebabkan listrik padam di rumah-rumah, namun juga mengganggu layanan vital seperti rumah sakit, sekolah, dan fasilitas publik lainnya. Bahkan, dalam kondisi tertentu, kabel listrik yang terganggu dapat menyebabkan kecelakaan serius akibat sengatan listrik.

“Bali memiliki tradisi melayangan yang mengakar kuat. Tapi kami mengajak semua pihak, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa untuk melestarikan budaya ini dengan cara yang aman. Mari kita jaga bersama keselamatan dan keberlangsungan layanan listrik di Pulau Dewata,” tambah Eric.

PLN terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk ke komunitas pecinta layang-layang, sekolah, dan perangkat desa, untuk memperkuat kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga keselamatan dalam aktivitas budaya.

Melalui kolaborasi yang erat antara PLN, masyarakat, dan pemangku kepentingan lokal, diharapkan budaya melayangan tetap lestari tanpa harus mengorbankan keselamatan dan keandalan listrik bagi seluruh masyarakat Bali.  (lan/*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama