Dropbox yang disiapkan untuk konsumen di erafone bertujuan mengedukasi masyarakat terhadap penanganan sampah elektronik secara benar. (Foto: djo)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS – Erajaya, sebagai
sebuah kelompok usaha bergerak di bidang retail teknologi, melalui anak
usahanya erafone berupaya menjaga masa depan bumi Indonesia dengan cara “Extended
Producer Responsibility (EPR)”, yakni memperluas tanggung jawab produsen.
Group Chief of HC, GA, Litigation & CSR
Erajaya Group, Jimmy Perangin Angin mengatakan, Erajaya mengimplementasikan EPR untuk
memastikan produk dikelola hingga akhir siklus hidupnya.
“Implementasi EPR yang kami terapkan
adalah dengan menyiapkan dropbox di toko-toko erafone,” ujar Jimmy dalam penjelasannya kepada jurnalis di gerai erafone
Denpasar, Kamis (18/9/2025).
Menurutnya, program ini dimulai sejak April 2025
di Jakarta dan Bandung, kemudian dilanjutkan di Denpasar mulai hari ini. Konsumen
bisa membawa perangkat elektronik yang sudah tidak terpakai ke dropbox erafone
tersebut.
Berdasarkan pengamatan pihaknya, penjualan divice atau alat elektronik seperti hp maupun laptop di Indonesia, cukup besar
sehingga menyebabkan timbulan sampah elektronik (e-waste).
“Kami merasa perlu memulai membangun kesadaran untuk mengolahnya. ke depan menjadi program
berkelanjutan di mana masyarakat bisa menaruh e-waste-nya di
dropbox yang kami siapkan,” katanya.
Ditanya berapa target e-waste yang akan
dikumpulkan, ia tidak mematok target namun diharapkan sebanyak-banyaknya. Di
Jakarta dan Bandung, lanjut dia, sejak dibuka dropbox pada April 2025, sudah
terkumpul 2.255 unit.
Jimmy
mengatakan, Indonesia terus menghadapi tantangan serius terkait timbulan e-waste.
Berdasarkan Global E-Waste Monitor 2024, produksi e-waste tumbuh lima kali
lebih cepat dibandingkan kapasitas daur ulang dunia.
Tren serupa juga terjadi di Indonesia, dengan timbunan e-waste
diperkirakan naik dari 2,1 juta ton pada 2023 menjadi 4,4 juta ton di 2030.
Kondisi ini menjadi ancaman nyata bagi lingkungan, kesehatan, dan masyarakat.
Terkumpulnya 2.255 unit e-waste melalui program erafone
Jaga Bumi nasional, secara lingkungan capaian ini setara pengurangan
emisi karbon sebesar 161.700 kg CO₂, penghematan energi sebesar ±301.261 kWh,
serta pengurangan kebutuhan lahan TPA/landfill seluas 10 m².
“Angka-angka ini membuktikan bahwa langkah kecil dari konsumen, jika
difasilitasi dengan benar, dapat memberikan dampak lingkungan signifikan dan
terukur. Dengan cara ini kita tidak hanya mengurangi pencemaran, tetapi juga
bersama-sama membangun ekosistem pengelolaan e-waste yang inklusif,
terstruktur, dan berkelanjutan,” tegas Jimmy.
Head of Corporate and Marketing Communication Erajaya Group Stephen
Warouw mengungkapkan, program erafone Jaga Bumi akan terus dilanjutkan pada
tahun depan dan diharapkan bisa ditiru oleh pihak lain dalam mengelola sampah
elektronik.
“Kampanye ini memang baru kami lakukan di tahun ini dan ternyata
responnya sangat positif. Terbukti sudah lebih dari 2.000 e-waste yang berhasil kami kumpulkan yang setara dengan penghematan
energi sekitar 300 ribu KwH. Tentunya kampanye ini akan terus kami lanjutkan,
tidak hanya di Jakarta atau Bali tapi juga ke kota-kota lain,” jelas Stephen.
Stephen menambahkan, erafone juga akan terus berkolaborasi dengan
berbagai pihak untuk memperluas kampanye erafone Jaga Bumi. Selain itu, erafone
juga mulai memperluas awareness
kampanye Jaga Bumi ini di toko-toko erafone di
wilayah lain di Indonesia. (djo)