Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid dan Wamen ATR/BPN Ossy Dermawan memastikan tanah dan ruang jadi instrumen pemerataan kesejahteraan rakyat. (Foto: Humas Kementerian ATR/BPN)
JAKARTA,
PERSPECTIVESNEWS - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional (ATR/BPN) menandai satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto
dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan berbagai capaian penting di
bidang pertanahan dan tata ruang.
Wakil Menteri (Wamen) ATR/Wakil Kepala (Waka) BPN, Ossy
Dermawan, menegaskan bahwa seluruh kebijakan dan program kementerian diarahkan
untuk memperkuat pemerataan kesejahteraan rakyat melalui pengelolaan tanah dan
ruang yang berkeadilan.
“Sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo Subianto, Kementerian
ATR/BPN bekerja untuk memastikan tanah dan ruang jadi instrumen pemerataan
kesejahteraan rakyat. Setahun ini jadi fondasi penting untuk melangkah lebih
cepat dan lebih kuat demi menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia,” ungkap Wamen Ossy pada Senin (20/10/2025).
Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) tetap
menjadi prioritas utama dalam mewujudkan kepastian hukum pertanahan. Hingga
Oktober 2025, sebanyak 123,3 juta bidang tanah telah terdaftar, dengan 97 juta
bidang di antaranya telah bersertipikat. Dalam satu tahun terakhir, capaian
pendaftaran tanah mencapai 4 juta bidang, di mana 2,69 juta bidang telah
disertipikasi. Hasil tersebut turut memberikan dampak ekonomi yang signifikan,
dengan total penambahan nilai ekonomi (Economic Value Added) mencapai
Rp1.021,95 triliun.
“Kepastian hukum atas tanah merupakan fondasi ekonomi
rakyat. Ketika tanah bersertipikat, nilai aset meningkat, akses pembiayaan
terbuka, dan roda ekonomi lokal bergerak,” tegas Wamen Ossy.
Transformasi digital juga jadi bagian dari akselerasi
layanan pertanahan. Sepanjang tahun ini, Kementerian ATR/BPN telah menerbitkan
6,1 juta Sertipikat Elektronik, meningkat pesat dibanding 639 ribu sertipikat
pada tahun sebelumnya.
Perlindungan terhadap tanah wakaf dan aset sosial keagamaan
juga terus diperkuat. Hingga kini, 278.689 bidang tanah wakaf dengan luas
26.865,67 hektare telah terdaftar. Dalam satu tahun terakhir, terdapat
penambahan sekitar 16.600 bidang, sebagai bagian dari upaya memberikan
kepastian hukum bagi aset sosial keagamaan di seluruh Indonesia.
Program Reforma Agraria pun menunjukkan kemajuan signifikan.
Hingga Oktober 2025, sebanyak 1,64 juta bidang tanah dengan luas 879.942
hektare telah didistribusikan, memberi manfaat langsung bagi 11.576 kepala
keluarga di berbagai daerah. “Reforma Agraria berfungsi untuk menata ulang
struktur penguasaan dan pemanfaatan tanah agar lebih berkeadilan. Kami ingin
rakyat kecil punya akses terhadap tanah dan berkesempatan untuk maju,” tutur
Wamen Ossy.
Dalam aspek penegakan hukum pertanahan, sepanjang 2025
Kementerian ATR/BPN berhasil menyelesaikan 3.019 kasus pertanahan. Penindakan
terhadap mafia tanah juga semakin tegas. Tercatat, 140 pelaku telah diproses
hukum, dengan 130,7 juta meter persegi tanah dan potensi kerugian negara
senilai Rp9,4 triliun berhasil diselamatkan.
Seluruh capaian tersebut jadi bagian dari agenda besar Kementerian ATR/BPN, yang menekankan digitalisasi layanan, penguatan tata ruang berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat, serta penyelesaian kasus pertanahan secara berkeadilan. “Satu tahun ini adalah fondasi. Kami membangun sistem, budaya kerja, dan tata kelola yang semakin berorientasi pada hasil dan pelayanan publik,” pungkas Wamen Ossy. (LS)