Wali Kota Jaya Negara didampingi Wawali Arya Wibawa
meninjau pelaksanaan pengukuran serentak pencegahan stunting bagi ibu hamil dan
Balita, Sabtu (8/11/2025) di Banjar Tanjung, Desa Sanur Kauh, Kecamatan
Denpasar Selatan. (Foto: Hms Dps)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Upaya Pemerintah Kota Denpasar dalam menekan angka stunting terus digencarkan secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara didampingi
Wakil Wali Kota, I Kadek Agus Arya Wibawa, meninjau langsung pelaksanaan
pengukuran serentak pencegahan stunting bagi ibu hamil dan balita, Sabtu (8/11/2025)
di Banjar Tanjung, Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan.
Dalam peninjauan tersebut, Jaya Negara tampak berinteraksi
langsung dengan masyarakat dan tenaga kesehatan yang sedang melakukan
pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala balita.
Jaya Negara juga meninjau kegiatan pemantauan tumbuh kembang
anak, permainan edukatif, hingga pemberian makanan tambahan yang menjadi bagian
penting dalam intervensi pencegahan stunting.
“Pencegahan stunting di Kota Denpasar tidak melihat asal
penduduk, termasuk status KTP. Seperti di Sanur Kauh, dari 10 kasus stunting, 7
di antaranya merupakan balita yang berasal dari luar Denpasar. Namun mereka
tetap kami tangani dan pantau karena saat ini mereka tinggal di wilayah
Denpasar,” ujar Jaya Negara di sela-sela kegiatan.
Lebih lanjut, Jaya Negara menegaskan, Pemkot Denpasar terus
berinovasi dalam menekan angka stunting melalui pendekatan lintas sektor. Salah
satu terobosan yang tengah disiapkan adalah pemanfaatan dana bagi hasil pajak
untuk mendukung program pencegahan stunting di tingkat desa dan kelurahan,
terutama bagi balita dari keluarga yang tidak ber-KTP Denpasar.
“Selama ini dana desa tidak bisa digunakan untuk warga yang
KTP-nya luar Denpasar, padahal mereka juga tinggal dan tumbuh di sini. Maka
kami berupaya agar dana bagi hasil pajak dapat menjadi solusi intervensi lintas
wilayah. Komitmen kami jelas, menyelamatkan anak-anak Denpasar sebagai aset
bangsa dari ancaman stunting,” tegasnya.
Dari hasil sementara pengukuran terhadap 4000 balita,
tercatat hanya sekitar 0,2 persen yang terindikasi stunting.
Angka ini jauh di bawah data nasional yang menunjukkan 10,4
persen. “Mudah-mudahan data ini tidak meningkat. Kami ingin memastikan angka
riil di lapangan agar kebijakan yang diambil benar-benar tepat sasaran,” ujar
Jaya Negara.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr.
Anak Agung Ayu Agung Candrawati, menjelaskan, kegiatan pengukuran serentak ini
merupakan tindak lanjut instruksi dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali untuk
memastikan validitas data stunting di lapangan.
“Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI),
angka stunting di Denpasar tahun sebelumnya berada di 10,8 persen dan tahun ini
menurun menjadi 10,4 persen. Namun dari hasil pemantauan riil melalui aplikasi
Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat secara Elektronik (E-PPGBM),
kami menemukan hanya sekitar 2 persen. Karena itu, kegiatan pengukuran serentak
ini kami lakukan untuk mendapatkan data aktual dan menyeluruh,” jelasnya.
Hingga minggu kedua November 2025, dari sekitar 4.400 balita
yang sudah diukur, ditemukan 13 balita yang masuk kategori stunting atau
sekitar 0,2 persen.
“Kegiatan ini berlangsung selama dua minggu dilaksanakan
pada minggu pertama dan minggu kedua di bulan November dengan target kami
sekitar 20 ribu Balita di seluruh Denpasar akan diukur. Setelah data seluruhnya
terinput, kita akan mengetahui angka riil stunting di Kota Denpasar,” tambah
dr. Candrawati. (hum/pur)
