Ketua DPRD Kabupaten Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi, S.M.
JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Menjelang pengujung tahun
2025, Kabupaten Jembrana berdiri di persimpangan jalan yang menentukan. Tahun
ini bukan sekadar deretan angka di kalender, melainkan sebuah ujian ketangguhan
bagi Gumi Makepung.
Di tengah hantaman efisiensi anggaran pusat dan dinamika
sosial yang dinamis dan fluktuatif, semangat solidaritas kolektif muncul
sebagai kekuatan utama.
Semua kalangan menaruh harapan positif jelang pergantian
tahun 2025 menuju 2026, termasuk dari kalangan legislatif di Jembrana. Ketua
DPRD Kabupaten Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi, dalam refleksi akhir tahunnya,
membedah secara kritis capaian, hambatan, serta tantangan yang akan dihadapi
pada tahun 2026.
Bagi Ketua DPRD wanita pertama di Bali ini, 2025 adalah
tahun "Bertahan dan Berbagi," sementara 2026 harus menjadi tahun
"Kemandirian dan Integritas." Bagi Jembrana.
Setelah perlahan melalui dampak Covid-19, Tahun 2025 dibuka
dengan tantangan fiskal yang tidak ringan. Kebijakan efisiensi anggaran dari
pemerintah pusat yang diberlakukan secara nasional memaksa daerah termasuk
Kabupaten Jembrana kehilangan potensi anggaran hingga miliaran rupiah yang di
dalamnya termasuk pada sektor pelayanan sosial.
"2025 adalah tahun di mana kita dipaksa untuk memilih
prioritas secara ekstrem,” ungkap politisi asal Desa Yehembang, Mendoyo ini.
Pihaknya mencatat, solidaritas warga Jembrana di tahun 2025
sangat luar biasa. Berbagai program di daerah berjalan sukses berkat sinergi
hingga tingkat paling bawah sampai pada para Kelian Banjar dan Kepala
Lingkungan serta Ketua RT dan kelihan tempek.
Namun, kondisi kelestarian lingkungan hidup khususnya kawasan
hutan menjadi perhatian serius pihaknya. Ia juga memberikan catatan kritis
terhadap isu lingkungan, terutama dugaan perambahan Hutan Bali Barat oleh
investor.
Bahkan menjelang penghujung tahun ini, sejumlah wilayah di
Indonesia termasuk Jembrana kembali dilanda musibah hingga bencana dampak cuaca
ekstrim.
Pihaknya yang mengaku prihatin mengingatkan agar keselamatan
rakyat selalu menjadi prioritas utama dalam investasi.
"Kita tidak boleh menutup mata. Ada pelajaran tentang
kerentanan paru-paru Bali, ancaman deforestasi. Investasi memang perlu, tapi
tidak dengan mengorbankan masa depan ekologi kita," ujarnya.
Kemandirian Ekonomi Lokal
Memasuki 2026, pihaknya membawa optimisme mengenai
kemandirian ekonomi lokal. Resolusi utama tahun 2026 adalah memperkuat sektor
UMKM, ekonomi kreatif dan pertanian lokal sebagai tulang punggung ekonomi
daerah.
Pihaknya berkomitmen untuk mendorong regulasi yang
mempermudah dan memperluas akses pasar bagi petani kakao, pengerajin tenun, dan
nelayan lokal serta subak dan pengelola sampah. "Kita harus berdaulat
secara pangan dan ekonomi mulai dari tingkat banjar," jelasnya.
Selain memperketat penganggaran, ia juga menegaskan bahwa di
tahun 2026, legislatif akan lebih "garang" dalam menjalankan fungsi
pengawasan terhadap setiap izin investasi yang masuk ke Jembrana dan
kelestarian lingkungan.
Resolusinya adalah memastikan tidak ada lagi hutan yang
dikavling atas nama pembangunan tanpa kajian AMDAL yang komperehensif, holistik
dan transparan. "Hutan Bali Barat adalah warisan, bukan komoditas. Tahun
depan, pengawasan agar diperketat," tegasnya.
Belajar dari efisiensi anggaran 2025, selain mendorong agar
menjadi tahun digitalisasi data terpadu sehingga mencegah pemborosan anggaran
atau program yang salah sasaran, tahun 2026 juga harus menjadi momentum untuk
memperkuat solidaritas, kerukunan serta harmoni.
“Jembrana juga sangat kaya dalam hal kearifan lokalnya.
Perbedaan yang ada ini harus menjadi kekuatan untuk memperkokoh kerukunan dan
harmoni kehidupan bermasyarakat yang bermartabat,” ungkapnya
Menyikapi maraknya kasus narkotika dan perilaku berisiko di
jalanan serta kriminalitas dan kenakalan yang terjadi di kalangan generasi
muda, menurutnya harus terus dilakukan penguatan ruang kreatif untuk
mengaktualisasikan diri bagi pemuda di setiap kecamatan, desa, kelurahan, desa
adat dan banjar/lingkungan. Hal ini juga untuk pemberdayaan potensi, minat dan
bakat generasi muda.
"Kita butuh lebih banyak pusat kreatiftas, olahraga dan
seni untuk mengalihkan energi negatif menjadi karya," tambahnya.
Di akhir pemaparannya, Ni Made Sri Sutharmi bersama seluruh
Pimpinan beserta Anggota DPRD Kabupaten
Jembrana mengajak seluruh elemen masyarakat Jembrana untuk menyambut 2026
dengan kepala tegak.
Meskipun tantangan global dan nasional mungkin masih akan
memberatkan daerah, pihaknya percaya pada satu filosofi lokal Sagilik Saguluk
Salunglung Sabayantaka (Bersatu padu, saling menghargai, dan senasib
sepenanggungan) yang akan mengokohkan kebersamaan.
Pihaknya juga mengajak seluruh komponen dan lapisan
masyarakat Jembrana untuk melangkah bersama dalam satu tarikan nafas untuk
membangun Tanah Jegog ini sesuai swadharma dan kapasitasnya masing-masing.
"Solidaritas yang kita bangun bersama di tahun 2025
saat keterbatasan mencekik adalah modal sosial yang tidak ternilai. Di tahun
2026, mari kita ubah solidaritas itu menjadi aksi nyata untuk membangun
Jembrana yang lebih mandiri, lebih bersih, dan tetap hijau," paparnya.
Ia bersama seluruh wakil rakyat di Jembrana juga mengucapkan
selamat merayakan hari Natal bagi seluruh umat Kristiani yang merayakan dan
selamat menyongsong pergantian tahun.
"Selamat Natal dan menyambut tahun baru. Mari kita
jadikan Natal dan pergantian tahun ini sebagai momentum untuk merenung dan
mensyukuri setiap pertumbuhan yang telah kita lalui sepanjang tahun 2025.
Semoga kita semua terinspirasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik, penuh
kasih dan solider terhadap sesama," tandasnya. (*)
