Gubernur Koster paparkan transformasi perekonomian Bali di Konferensi Tuna dan FBTPI ke-7, di Kuta, Badung, Rabu (24/5/2023) (Foto: Dok)
BADUNG,
PERSPECTIVESNEWS- Gubernur Bali, Wayan Koster memasukkan Sektor Kelautan
dan Perikanan dalam transformasi perekonomian Bali melalui Konsep Ekonomi
Kerthi Bali
Hal ini diapresiasi Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti
Wahyu Trenggono, pada Konferensi Tuna Indonesia dan Forum Bisnis Tuna Pesisir
Internasional (FBTPI) ke-7, Rabu (24/5/2023) di Legian, Kuta, Badung.
“Konferensi Tuna Indonesia dan Forum Bisnis Tuna Pesisir
Internasional ke-7 ini merupakan kesempatan yang baik untuk membahas
tindakan-tindakan yang tepat yang dibutuhkan bagi keberlanjutan Perikanan Tuna
di Indonesia dan di dunia dengan berbasiskan pada isu-isu terkini dan
scientific evidence,” ungkap Gubernur Koster.
Posisi Bali sangat strategis dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya ikan di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dan
perairan laut lepas. Bali berada di titik tengah Daerah Penangkapan Ikan di
Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 573 (Samudera
Hindia sebelah Selatan Jawa hingga sebelah Selatan Nusa Tenggara), serta
berdekatan dengan WPPNRI 718 (Laut Arafura) dan perairan laut lepas di Samudera
Hindia.
Dengan kedudukan ini, Bali berkontribusi cukup signifikan
bagi perikanan tangkap Indonesia, khususnya perikanan Tuna Tongkol Cakalang
(TTC).
Pada saat ini pusat bisnis Perikanan Tuna di Bali
berpangkalan di Pelabuhan Benoa Bali. Jumlah armada penangkapan ikan yang
berpangkalan di Pelabuhan Benoa berjumlah 762 unit kapal. Produksi Tuna,
Tongkol, Cakalang di Bali pada tahun 2021 mencapai 51.897,1 ton.
Di sektor hilir, industri perikanan di Bali didukung oleh 75
Unit Pengolahan Ikan (UPI) Skala Menengah-Besar yang produknya sebagian besar
berorientasi ekspor. Ekspor produk perikanan di Bali tahun 2021 mencapai 26.825
ton dengan nilai US$ 131,25 juta.
Sedangkan volume ekspor tahun 2022 mencapai lebih dari
26.468 ton dengan nilai US$ 136,80 juta. Share volume ekspor tuna (segar dan
beku) rata-rata 35% dan dari segi nilai rata-rata 45% dari total ekspor produk
perikanan Bali.
Ekspor produk perikanan Bali sangat didukung oleh keberadaan
Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang memiliki rute penerbangan
langsung ke berbagai negara.
“Kami di Bali sedang melakukan transformasi perekonomian,
dengan pengalaman hampir 3 tahun Bali dan negara – negara lain dilanda pandemi
Covid- 9, dimana sektor pariwisata Bali yang berkontribusi lebih dari 54 %
terhadap PDRB Provinsi Bali itu telah mengalami keterpurukan luar biasa. Pertumbuhan
perekonomian di Bali pada tahun 2020 mengalami kontraksi yaitu - 9,31 %,
kemudian di tahun 2021 mengalami sedikit perbaikan, namun masih mengalami
kontraksi - 2,47 %, pada tahun 2022 mengalami kemajuan dan perekonomian Bali
tumbuh 1,46 %, hingga pada tahun 2023 ini perekonomian Bali sudah lebih maju
dan melebihi dari target yaitu di triwulan I mencapai 6,04 persen, dan kami
perkirakan ke depan ini akan terus meningkat sejalan dengan upaya kami di dalam
memulihkan pariwisata Bali,” terang Gubernur Koster.
Dalam rangka transformasi perekonomian Bali, agar Bali tidak
lagi didominasi oleh satu sektor pariwisata, maka kami telah merancang
transformasi perekonomian Bali melalui Konsep Ekonomi Kerthi Bali yang lebih
bertumpu pada kekuatan dan potensi yang ada di alam Bali, salah satunya yaitu
Sektor Pertanian dengan Sistem Pertanian Organik hingga Sektor Kelautan dan
Perikanan.
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono
yang membuka acara The 1st Indonesia Tuna Conference (ITC-1) & The 7th
International Coastal Tuna Business Forum (ICBTF-7) yang berlangsung dari
tanggal 24-25 Mei 2023 menyampaikan bahwa wilayah perairan Indonesia merupakan
tempat wilayah penangkapan tuna, baik di perairan kepulauan, perairan
teritorial, maupun di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, dimana sebagian besar
penangkapan tuna oleh pelaku usaha industri beroperasi di wilayah perairan
Indonesia di Samudera Hindia, Laut Banda dan Samudera Pasifik.
Indonesia merupakan negara produsen ikan tuna, cakalang, dan
tongkol terbesar di dunia dengan kontribusi sekitar 15 persen.
Pada tahun 2021 produksi tuna dan cakalang Indonesia
mencapai 791.000 ton dengan nilai sekitar Rp 22 triliun. Adapun yang diekspor
sejumlah 174.764 ton senilai 732,9 juta USD atau lebih dari Rp 10,6 triliun,
sebagian besar di ekspor ke Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Arab Saudi, Uni
Eropa, Australia, Vietnam, Inggris dan Filipina. (hum)