Perspectives News

Para Dokter Ahli Ini Ungkap Strategi Cerdas Hadapi Infertilitas


Para dokter ahli yang menjadi narsum ‘Strategi Cerdas Hadapi Infertilitas’ di Bhumiku Balai Pertemuan, Jln. Gunung Soputan, Denpasar, Minggu (11/2/2024), serangkaian ‘WINTalk 7th Winversary’.  (Foto: Win) 

DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Para dokter ahli di bidangnya ini mengungkap ‘Strategi Cerdas Hadapi Infertilitas’ yang diselenggarakan WIN (Wija Insan Nugraha) IVF Center di RSIA Puri Bunda, di Bhumiku Balai Pertemuan, Jln. Gunung Soputan, Denpasar, Minggu (11/2/2024).

Materi tersebut digelar pada serangkaian ‘WINTalk 7th Winversary’ dengan menghadirkan nara sumber yang ahli di bidangnya yakni: Dr. dr. AAN Anantasika, Sp.OG(K), dr. Ketut Darmayayasa, Sp.OG(K), dr. Yukhi Kurniawan, Sp.And(K) serta dr. Jaqueline Sudiman, GradDipRepsc, MRepSc., Ph.D.

Pada acara yang mirip konsultasi ini dihadiri puluhan pasutri (pasangan suami istri) yang belum memiliki buah hati (anak) dengan banyak faktor dan penyebabnya.

“Pasangan perlu pengenalan bagaimana program hamil (Promil-red) yang efektif tanpa buang-buang waktu seperti pindah-pindah dokter, mengulang lagi program dari awal dan sebagainya. Maka perlu cara yang efektif menuju ke kehamilan, apakah cara yang alami, inseminasi atau langsung bayi tabung mengingat tiap-tiap pasangan itu memiliki masalah yang berbeda-beda. Ada yang sederhana atau kompleks. Sehingga dengan pengenalan masalah maka pasangan bisa menentukan ikut program yang mana,” ungkap Dr. dr. AAN Anantasika, Sp.OG(K).

Dikatakan, selama ini problem infertilitas (kegagalan untuk hamil-red) sebetulnya adalah problem berdua, suami dan istri (fifty-fifty). Dari faktor istri, misalnya ada gangguan masa subur, gangguan saluran telur yang disebabkan ada penyumbatan, infeksi atau adanya miom, polip di rahimnya. Sementara pada suami adalah gangguan pada sperma seperti jumlahnya, gerakannya, kelainan bentuknya, dll. Faktor kualitas sperma sangat menentukan tingkat keberhasilan sebuah kehamilan.

“Di era sekarang dan masa datang, faktor kelainan pada sperma makin menduduki peran penting yang memicu terhambatnya terjadinya kehamilan. Poinnya hampir sama, fifty-fifty. Memang prosentase infertilitas lebih banyak terjadi pada pihak istri karena masalahnya jauh lebih kompleks.

Di Bali bahkan nasional, angka prosentase infertilitas mencapai 15 % dari jumlah pasangan usia subur. Dan tiap tahun prosentasenya terus meningkat.

dr. Ketut Darmayasa, Sp.OG(K) mengulas tentang reproduksi, penyebab2 kesulitan hamil pada pasangan, ada sepetti factor saluran telur, Rahim, ovarium dan penjelasan pemeriksaaannya.

Disebutkan, pasangan infertilitas yang mengikuti Promil, umumnya adalah mereka yang berusia di atas 30 tahun, bahkan di atas 35 tahun (menikah lebih tua). Berbagai alasan, salah satunya persiapan ekonomi dll yang membuat mereka menunda hamil.

“Semakin istri bertambah umur maka kemungkinan untuk hamil lebih rendah karena cadangan sel telur makin menurun jauh setelah berumur 35 tahun. Sebaiknya, kalau usia menikah sudah di atas 30 tahun, tidak usah menunggu lagi untuk pmeriksaan. Begitu menikah langsung konsultasi dengan dokternya sehingga bisa memahami bagaimana cara-cara untuk bisa hamil. Gaya hidup, malas bergerak, pola makan kurang sehat dan sebagainya adalah pemicu infertilitas,” tutur dr. Darmayasa.

Sementara terkait hormon, reproduksi dan kesuburan laki-laki bahkan program punya anak, baik secara alami maupun persiapan bayi tabung dipaparkan dr. Yukhi Kurniawan, Sp.And(K).

Dijelaskan, beberapa hal yang bisa disiapkan/dikerjakan laki-laki dari rumah sendiri adalah olahraga, menghindari stress, begadang, alkohol, rokok dan sebagainya.

“Kemudian di WIN bisa dilakukan pemeriksaan minimal analisa sperma, tes hormon kalau perlu, baru penanganan mulai dari pengobatan, terapi hormon sampai dilakukan tindakan, baik mulai dari inseminasi sampai bayi tabung,” terang dr. Yukhi.

Embriolog dr. Jaqueline Sudiman, GradDipRepsc, MRepSc., Ph.D menguraikan tentang teknologi bayi tabung di WIN.

“Teknologi bayi tabung di Win up to date. Kita jelaskan pada masyarakat awan terutama pasutri yang ingin mengikuti program bayi tabung. Kita jelaskan teknologi ini bisa membantu mereka memiliki buah hati. Mereka yang infertil bisa paham tentang program melalui teknologi yang kita kembangkan di WIN,” jelasnya.

Tentang tingkat keberhasilan bayi tabung, tergantung usia si ibu. Semakin muda usia ibu, semakin tinggi tingkat keberhasilannya. Di bawah 30 tahun, keberhasilannya mencapai 50%, usia 30-35 tahun sekitar 30 %, usia 36-40 tahun sekitar 20-25 %, di atas 40 tahun sekitar 10 %. “Sangat-sangat tergantung usia si ibu. Maka usia ibu berperan penting dalam turut menentukan tingkat keberhasilan program bayi tabung ini,” tutup dr. Jaqueline Sudiman.  (lan)

Post a Comment

Previous Post Next Post