Perspectives News

Dorong Akselerasi Ekosistem Ekonomi Digital, BI Bali Gelar BALIGIVATION 2024


 

Pj. Gubernur Mahendra Jaya bersama KPw BI Bali, Erwin Soeriadimadja, Kepala OJK Bali, Kristrianti Puji Rahayu dan Ketua Umum ASPI, Santoso saat membuka kick-off Baligation 2024, di Kantor BI, Bali, Selasa (23/4/2024).  (Foto: BI)

DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali terus mendorong akselerasi ekosistem ekonomi keuangan digital dengan mengelar Bali Digital Innovation Festival (BALIGIVATION) 2024.

BALIGIVATION merupakan kegiatan untuk mendukung akselerasi ekosistem digital di berbagai sektor serta mengoptimalkan penggunaan QRIS Cross Border dan QRIS in One Island se-Provinsi Bali serta meningkatkan awareness masyarakat terhadap keamanan dalam bertransaksi melalui kanal pembayaran digital.

Sebagai awal rangkaian acara BALIGIVATION 2024, Selasa (23/4/2024) telah diselenggarakan kick-off Baligation 2024 yang dibuka Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya dan dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja; Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu; dan Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Santoso; serta seluruh perbankan dan perangkat daerah di Provinsi Bali.

Kegiatan dilakukan secara hybrid dengan total peserta berkisar 2.000 orang peserta.

Pada sambutannya, Mahendra Jaya menggarisbawahi bahwa salah satu faktor utama pemulihan ekonomi Bali adalah Bali mampu beradaptasi dengan perkembangan ekonomi dan keuangan digital berkat sinergi Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Perangkat Daerah Provinsi Bali.

KPw BI Bali, Erwin Soeriadimadja menyampaikan, sebagai langkah konkret, Bali akan menjadi Provinsi yang mengedepankan digitalisasi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

BALIGIVATION 2024 mengangkat tema “Empowering All” yang membawa misi bahwa di tengah digitalisasi yang terus berkembang cepat serta tantangan ke depan.

“BI Provinsi Bali bersinergi mengajak berbagai pihak untuk terus memperkuat digitalisasi di Provinsi Bali dengan strategic collaboration, strategic connectivity dan strategic ownership guna memberi daya dorong yang lebih kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Bali,” jelas Erwin.

Ditambahkan, bila saat ini ekonomi digital baru menyumbang 4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia maka kita perlu menargetkan ekonomi digital menyumbang 18% dari total PDB di tahun 2030.

Lebih lanjut, Erwin Soeriadimadja menyampaikan, digitalisasi telah menjadi sebuah prime mover. Tahun 2023, pertumbuhan Ekonomi Bali mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,72% (yoy) dengan sektor penggerak utama di lapangan usaha terkait pariwisata. Selain itu, di tahun 2024 ini ekonomi Bali diprakirakan mampu tetap tumbuh kuat di kisaran 5,0-5,8%.

Beriringan dengan pertumbuhan ekonomi dan transformasi digital, Kepala OJK Bali Kristrianti Puji Rahayu memperhatikan peningkatan literasi keuangan sebagai first line of defense.

“Momentum pertumbuhan ekonomi Bali yang sudah membaik, tidak boleh terinterupsi dengan kasus transaksi keuangan digital dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu, perlu adanya gerakan bersama dalam mengedukasi pelindungan konsumen sehingga masyarakat yang teredukasi semakin luas,” tutur Puji.

Untuk menjawab tantangan tersebut, pada kick-off BALIGIVATION 2024 dilakukan 3 seremoni komitmen sebagai wujud aksi Bank Indonesia dalam mengakselerasi digitalisasi.

Pertama, komitmen desa wisata dalam penggunaan QRIS yang diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional. Kedua, komitmen sinergi edukasi pelindungan konsumen antara BI- Penyedia Jasa Pembayaran (PJP)- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai implementasi Gerakan Bersama Perlindungan Konsumen (Geber-PK). Ketiga, penyerahan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) digital farming sebagai dukungan Bank Indonesia dalam digitalisasi ketahanan pangan.

Pada kesempatan yang sama, Santoso menambahkan, tantangan industri sistem pembayaran adalah menciptakan ekosistem sistem pembayaran yang efisien dan handal.

Untuk merealisasikan hal itu, ASPI mendorong PJP dan Penyedia Infrastruktur Pembayaran (PIP) untuk menerapkan teknologi artificial intelligence (AI) dan machine learning (ML) untuk memberikan inovasi pelayanan yang lebih baik di bidang sistem pembayaran digital.

Pada talkshow sesi pertama yang bertema “Economic Digitalization for Inclusivity and Sustainability”, Kepala Grup Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP) Bank Indonesia, Fitria Irmi Triswati; dan Content Creator, Ferry Irwandi; menekankan bahwa QRIS sebagai game changer telah menjadi entry point bagi UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital untuk mendukung inklusivitas dan konektivitas.

Digital berbasis QRIS, telah memberikan peluang ekonomi bagi UMKM untuk bersaing di skala nasional maupun internasional. Selanjutnya pada talkshow sesi kedua yang mengangkat tema “JB3 (Jangan Buka, Jangan Beri, Jaga Bersama) #Konsumen Cerdas”, narasumber Kepala Grup Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen (DUPK) Bank Indonesia, Ricky Satria; Executive Vice President BCA, Wani Sabu; dan Content Creator, Dittopercusion; mengutarakan bahwa pelindungan konsumen merupakan aspek krusial pada perkembangan sistem pembayaran digital untuk melahirkan konsumen cerdas yang berdaya.

BALIGIVATION 2024 sebagai salah satu pre-event Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2024, merupakan katalisator percepatan pembentukan ekosistem ekonomi dan keuangan digital di Provinsi Bali.

Info rangkaian BALIGIVATION 2024 dapat diakses lebih lanjut di www.baligivation.com.  (lan)

Post a Comment

Previous Post Next Post