Ketua DPW ASITA Bali, I Putu Winastra saat memberikan sambutannya pada Talk Show ‘SaKiRa (Saatnya Kita Berkarya)’, kolaborasi dengan BI Bali, digelar di KPw BI Bali, Rabu (4/6/2025). (Foto: Perspectives)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Ketua DPW ASITA (Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies) Bali, I Putu Winastra menyatakan akan turut berupaya maksimal dalam pelaksanaan Pungutan Wisatawan Asing (PWA) di Bali yang mulai diberlakukan pada tanggal 14 Februari 2024.
“Ini terkait peran strategis ASITA sebagai wadah pelaku usaha yang memiliki jaringan sangat luas. Dengan ditunjuknya kami di ASITA sebagai koordinator tim pemantauan dan pelaksanaan PWA, kami berharap bisa turut berkontribusi dalam peningkatannya. Tentunya kami akan mengidentifikasi berbagai hal tentang apa yang dirasa kurang dari pelaksanaan pungutan sebesar Rp 150.000 per wisatawan asing yang masuk ke Bali ini,” ujar Putu Winastra-Koordinator Tim Pemantauan dan Pelaksanaan PWA.
Putu Winastra menjelaskan hal itu usai menjadi pembicara utama pada Talk Show ‘SaKiRa (Saatnya Kita Berkarya)’, kolaborasi dengan Bank Indonesia Provinsi Bali, Rabu (4/6/2025), di KPw BI Bali.
Winastra melihat, saat ini pemasukan dari PWA Bali sebesar 30 persen atau Rp 319 milyar hingga akhir tahun 2024, sementara Gubernur Bali Wayan Koster berharap bisa menaikkan pendapatan dari PWA tersebut.
“Ternyata ada beberapa kelemahan sehingga pemasukan dari PWA itu belum berjalan efektif dan efisien. Salah satunya, turis membayar hanya berdasarkan kesadaran dan belum sepenuhnya aturan itu dipatuhi. Ini karena kurangnya pengawasan,” ujarnya.
Selain itu, wisatawan mengeluhkan pengisian form yang dinilai ribet dan melelahkan karena harus dilakukan berulang-ulang.
“Mereka sudah membayar tapi harus mengisi banyak form. Form imigrasi, karantina, custom, dll. Banyak sekali form yang harus diisi. Bagi mereka terlalu ribet dan melelahkan. Disamping itu tidak adanya kejelasan penggunaan PWA yang bisa diakses lewat aplikasi ‘Love Bali’,” ungkap Winastra.
Pihaknya bersama tim akan segera melakukan identifikasi permasalahan yang ada dan segera disampaikan kepada Gubernur Koster. “Segera akan kami sampaikan kepada Gubernur Koster untuk bisa segera ditindaklanjuti,” sambung Winastra.
SaKiRa adalah Program Kerja ASITA Bali
Putu Winastra-Koordinator Tim Pemantauan dan Pelaksanaan PWA di Bali. (Foto: Perspectives)
Terkait SaKiRa, disebutkan Putu Winastra, itu adalah salah satu program kerja ASITA Bali yang dicetuskan pada 2020 saat Covid. “Kami tidak bisa kemana-mana dan akhirnya kami berinisiatif untuk membuat SaKiRa-‘Saatnya Kita Berkarya’ dan beraktivitas kembali,” tuturnya.
acara shakira ini pada saat itu adalah saatnya kita bicara dan karena kita sudah bisa beraktivitas sebagaimana mestinya shakira kami rubah menjadi saatnya kita berkarya.
Mengangkat tema ’Bali Bersih dan Lestari’, Kolaborasi Pariwisata untuk Masa Depan, Talk Show menghadirkan sejumlah pembicara di antaranya, I Wayan Budiasa, Kepala Bapenda Bali dan I Wayan Balik Mustiana, Ketua Badan Pengelola Sampah (BPS) Desa Adat Cemenggaon.
“Kami mengundang para narasumber yang tentunya bisa memberikan inside terkait tema ‘Bali Bersih dan Lestari’ dimana ada hal-hal yang menjadi program super mendesak dari Bapak Gubernur seperti sampah dan kemacetan yang diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama, masalah itu bisa diselesaikan dengan baik. Kami berharap support dari teman-teman para pelaku usaha yang kebetulan juga ada di dalam tim percepatan ini,” tutup Winastra.
ASITA juga dipercaya masuk di beberapa tim percepatan seperti Koordinator PWA, Tim Badan Pengelola Pariwisata Bali dan menjadi Tim Pengawasan Orang Asing. Peran strategis ASITA itu dalam upaya percepatan pembangunan Bali. (lan)