Untuk mencegah aksi premanisme dan penyakit masyarakat,
Polres Jembrana menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) lintas sektoral dalam rangka
menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), di Aula
Polres Jembrana pada Sabtu (16/5/2025). (Foto:dok.Polres Jembrana).
JEMBRANA,
PERSPECTIVESNEWS- Untuk mencegah aksi premanisme dan penyakit masyarakat,
Polres Jembrana menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) lintas sektoral dalam rangka
menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), di Aula
Polres Jembrana pada Sabtu (17/5/2025).
Hadir dalam Rakor tersebut Kapolres Jembrana AKBP Kadek
Citra Dewi Suparwati, Dandim 1617/Jembrana Letkol Inf M. Adriansyah, Kabag Ops
Polres Jembrana Kompol Tjokorda Gede Arim M. Putra, para Kapolsek dan Danramil
jajaran, serta sejumlah pejabat dari instansi terkait seperti Dishub, Dinsos,
Satpol PP, hingga tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya, Kapolres Jembrana menegaskan pentingnya
sinergitas lintas sektor dalam menciptakan situasi wilayah yang aman dari
premanisme dan gangguan sosial lainnya.
“Rakor ini merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan Operasi
Pekat Agung 2025. Dari operasi tersebut, kami berhasil mengungkap empat pelaku
tindak pidana, dua di antaranya merupakan target operasi,” jelas AKBP Kadek
Citra.
Kapolres juga mengungkap bahwa dinamika kejahatan di
Jembrana tak lepas dari masuknya pendatang dari luar daerah, terutama melalui
Pelabuhan Gilimanuk. Salah satu temuan mencolok yakni maraknya anak punk tanpa
identitas yang masuk secara ilegal, bahkan dengan bersembunyi di bak truk.
Sementara itu, Dandim 1617/Jembrana, Letkol Inf M.
Adriansyah menyatakan siap mendukung penuh langkah-langkah kepolisian.
“Kami dari TNI siap mem-backup Polres Jembrana untuk menjaga
ketertiban, terutama menjelang adanya pembangunan besar di wilayah Pengambengan
yang diprediksi meningkatkan mobilitas masyarakat,” tegas Letkol Inf M.
Adriansyah.
Dalam paparannya, Kabag Ops Polres Jembrana membeberkan
sejumlah kerawanan yang menjadi perhatian, mulai dari pungutan liar, pemalakan,
bentrokan antar ormas, geng motor, hingga modus penipuan oleh kelompok berkedok
meminta sumbangan.
Untuk itu, sejumlah langkah strategis terus dijalankan
seperti patroli rutin ke kawasan rawan, giat sambang dan penyuluhan, razia
pendatang, hingga KRYD (Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan) pasca Operasi Pekat
Agung.
Namun demikian, sejumlah tantangan masih ditemui, seperti
sikap masyarakat yang enggan melapor karena takut intimidasi, serta belum
optimalnya penanganan yang bersifat preventif dan menyeluruh.
Kabag Ops juga merekomendasikan pembentukan Satgas Terpadu
Anti-Premanisme serta razia berkala yang melibatkan semua elemen—TNI, Polri,
Satpol PP, Dinsos, hingga tokoh masyarakat.
Rakor ditutup dengan sesi diskusi, tanya jawab, dan komitmen
bersama seluruh peserta untuk terus menjalin kolaborasi antar instansi guna
menjaga Jembrana tetap aman dan kondusif.
(dik)