Perspectives News

Pertama di Asia, ‘Recombination’, Perpaduan Seni dan Sains Menakjubkan Pukau Penonton di The Labyrinth Dome

 

Salah satu karya terbaik yang ditampilkan pada show ‘Recombination-The Fulldome Journey’ oleh
Julius Horsthuis, di The Labyrinth Dome, Nuanu 
Creative CityRabu (2/7/2025) sore.  (Foto: Ist)

BALI, PERSPECTIVESNEWS- Pertunjukan eksklusif pertama di Indonesia bahkan di Asia melalui ‘Recombination-The Fulldome Journey, oleh Julius Horsthuis, di The Labyrinth Dome, Nuanu Creative CityRabu (2/7/2025) sore, mengundang decak kagum dari para penonton.

Melalui perjalanan imersif (immersive journey) dengan musik, ruang dan matematika, suguhan show ‘Recombination’ menjadi menakjubkan dan memiliki banyak arti untuk didefinisikan.

Julius Horsthuis, sang maestro visual fractal ini ingin mengajak para penikmat seni visual fractal dalam tampilan dengan kejernihan yang memukau di dalam kubah berdiameter 21 meter secara 360°. Pengalaman ini akan membenamkan penonton dalam keajaiban, introspeksi, dan stimulasi indera.

“Fitur teknis dari dome itu sendiri, dilengkapi dengan teknologi visual dan suara terbaik, ditambah dengan visi Labyrinth yang menggabungkan teknologi dan seni di tempat seperti Nuanu, di mana setiap detail dipikirkan secara matang dalam hal lingkungan, budaya, seni, dan identitas lokal, membuat keputusan untuk hadir dan menjadi bagian dari visi masa depan ini menjadi hal yang mudah,” ungkap Julius Horsthuis.

Recombination adalah perjalanan hipnotis ke dalam arsitektur tersembunyi semesta, memadukan presisi matematika dengan kedalaman emosional melalui visual fractal yang memukau dan soundtrack yang epik.

Soundtrack disajikan dalam sistem suara surround 5.1, dikurasi oleh musisi kelas dunia untuk memperkuat kedalaman emosional perjalanan Anda. Rasakan alunan musik mengelilingi Anda, selaras sempurna dengan visual, untuk sebuah pengalaman multi-indrawi yang mendalam.

“Kami merasa terhormat menjadi tuan rumah debut Asia dari Recombination karya Julius Horsthuis. Ini menandai babak baru dalam misi kami untuk menyatukan seni, teknologi, dan kesadaran,” ujar Rafael Jimenez, Direktur Labyrinth Collective didampingi Tatiana Yasko (Art Director) dan Sang Ayu Ketut Candradewi Warassati (Asst Sales &Marketing Manager) pada presscon Rabu (2/7/2025) malam.

Sementara CEO of Nuanu Creative City, Lev Kroll mengatakan, Recombination mencerminkan apa yang sedang kami lakukan, mencoba menghadirkan pemikir-pemikir terbaik, seniman, dan berbagai pengalaman ke Nuanu untuk menciptakan pengalaman yang unik bagi para tamu kami. Pengalaman ini menggabungkan keindahan alam dan kekayaan budaya Bali dengan eksperimen yang berani, mulai dari arsitektur, teknologi, hingga cara kita mengalami sesuatu,” kata Lev Kroll.

Menampilkan karya ini di dalam Labyrinth Dome adalah bagian dari eksperimen yang jauh lebih besar, yang membawa kita dari sekadar menjadi penonton pasif menjadi terlibat secara menyeluruh, mengeksplorasi bagaimana ruang, cerita, dan teknologi dapat mengubah cara kita menikmati seni serta menciptakan perspektif baru untuk menghargai apa yang sudah ada, alam, budaya, dan sesama manusia, tutup Lev Kroll.

Pertunjukan ini akan diproyeksikan setiap akhir pekan, dari Jumat, Sabtu dan Minggu selama periode 3 bulan, dengan dua sesi per hari.

Tiket tersedia mulai dari 118K dan bisa dipesan melalui situs web: labyrinth.art. Ini adalah kesempatan langka untuk menyaksikan mahakarya yang telah menarik ratusan ribu penonton di seluruh dunia dan kini untuk pertama kalinya hadir di Asia, dengan Indonesia sebagai negara pilihan sang seniman.

Julius Horsthuis adalah sosok terdepan di dunia seni digital imersif. Dikenal melalui karyanya di sinematografi fractal, Julius telah tampil di berbagai festival dan institusi global seperti TEDx, Art Basel, dan MUTEK. Ia juga telah berkolaborasi dengan nama-nama besar seperti Android Jones, Beeple, dan Max Cooper.  (lan/*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama