Ketua Umum PSSI Erick Thohir tidak ingin ada titipan pelatih
dan pemain dalam ekosistem pelatih sepak bola nasional yang dikembangkan dan di
Indonesia jumlah pelatih sepak bola masih kurang. (Foto: PSSI)
JAKARTA,
PERSPECTIVESNEWS - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menegaskan komitmen
federasi dalam membangun ekosistem pelatih sepak bola nasional yang kuat,
profesional, disiplin, dan menjunjung tinggi integritas.
Hal ini disampaikan Erick dalam National Coach Conference
2025 yang digelar di Jakarta International Stadion (JIS), Jumat (18/7/2025).
Acara yang digelar PSSI dan Kemenpora serta dihadiri 300 pelatih dari berbagai
daerah itu bertujuan memperkuat fondasi pelatih sepak bola Indonesia dalam
pembinaan pemain yang berkelanjutan.
"Sepak bola Indonesia mengalami banyak terobosan dalam
dua tahun terakhir. Prestasi nasional meningkat, pemusatan latihan timnas putra
dan putri berjalan baik, dan program pengembangan grassroot kian tumbuh,"
ujar Erick Thohir dikutip dari laman pssi, Minggu (20/7/2025).
Sebagai bagian dari transformasi menyeluruh, PSSI resmi
mengubah statuta dengan semangat bahwa pemain sepak bola harus lahir dari akar
rumput, bukan dari segelintir klub super di perkotaan. Melalui Liga 4 yang
dirancang sebagai kompetisi berbasis kota dan kabupaten, juara kompetisi akan bertanding
di tingkat provinsi sebagai liga 3, lalu melangkah ke tingkat nasional/Liga
Profesional.
Dengan potensi lebih dari 12 ribu klub di seluruh Indonesia
dihitung dari 514 kabupaten/kota bila masing-masing ada 25 klub, kebutuhan
pelatih melonjak tajam.
Diperkirakan Indonesia membutuhkan setidaknya 36 ribu
pelatih, sementara saat ini baru tersedia 15 ribu pelatih aktif. Jumlah ini
masih jauh dari negara maju seperti Jepang.
"Profesi pelatih sangat diperlukan. Ekosistem ini
tengah kita bangun dan pelatih juga perlu proses. Saya mendorong adanya
terobosan PSSI dan Asprov mempermudah akses dan menurunkan biaya lisensi
pelatih. Dukungan Rp500 juta per tahun ke Asprov adalah bentuk nyata komitmen
kami," lanjut Erick.
Ia juga menekankan perlunya penolakan praktik “titipan” baik
di posisi pelatih maupun pemain. "Junjung tinggi integritas. Beri
kesempatan kepada semua anak atau pemain berkembang. Itulah ekosistem yang
harus kita bangun. Jadi PSSI dan Asprov jangan akomodir pelatih titipan, dan
pelatih juga setelah melatih jangan terima pemain titipan," tegasnya. (djo)