FEB Unud menjadi satu-satunya fakultas dari seluruh perguruan tinggi di bawah Kementerian Pendidikan, Sains, dan Teknologi yang berhasil melaju ke tahap akhir evaluasi bersama Kemen-PANRB. Capaian ini menempatkan FEB sebagai salah satu dari tiga instansi di Indonesia yang berkesempatan diuji langsung oleh asesor.
Dekan sekaligus Ketua Pembangunan Zona Integritas FEB Unud, Prof. Agoes Ganesha Rahyuda, S.E., MT., Ph.D., menjelaskan bahwa pembangunan ZI di lingkungan fakultas telah berlangsung konsisten selama lima tahun terakhir.
“Sejak 2020 FEB ditetapkan sebagai pilot project pembangunan ZI di Universitas Udayana, kami terus berkomitmen menjaga keberlanjutan program ini. Prosesnya berlanjut dengan pencanangan resmi pada 2021, evaluasi oleh TPI Itjen Dikti di 2022, hingga berbagai penghargaan yang berhasil kami raih,” ujarnya.
Berbagai prestasi telah mengiringi perjalanan ini, di antaranya penghargaan internal ZI WBK/WBBM pada 2023, serta predikat Silver Winner Anugerah Zona Integritas kategori PTN BLU dari Kemdiktisaintek pada 2024. Tahun ini, FEB kembali diajukan untuk penilaian menuju WBK dan berhasil menembus tahap evaluasi akhir.
Prof. Agoes menegaskan, tujuan utama pembangunan ZI adalah mewujudkan tata kelola fakultas yang transparan, akuntabel, inklusif, dan efisien berbasis digitalisasi.
“Selain menciptakan pelayanan publik yang optimal, ZI juga diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat, memperkuat reputasi akademik, mendukung akreditasi nasional maupun internasional, serta menjawab tuntutan reformasi birokrasi,” tambahnya.
Upaya ini juga membuahkan hasil nyata yaitu sebanyak 10 program studi di FEB telah terakreditasi unggul/A, dua program studi memperoleh akreditasi internasional, dan FEB resmi menjadi anggota Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB). Tak hanya itu, dalam tiga tahun terakhir jaringan mitra kerja sama fakultas semakin meluas, sekaligus memperkuat posisi FEB sebagai barometer bagi sejumlah perguruan tinggi besar, termasuk di Pulau Jawa.
Pembangunan ZI turut memberikan dampak positif pada indikator kinerja, seperti peningkatan nilai Indeks Persepsi Anti Korupsi (IPAK) dan Indeks Persepsi Kepuasan Publik (IPKP) selama tiga tahun terakhir.
“Semua capaian ini tidak lepas dari kerja sama, kolaborasi, dan komitmen seluruh sivitas akademika FEB Unud,” tutup Prof. Agoes dalam presentasinya di hadapan asesor Kemen-PANRB. (angga)