Duta PSBS PADAS, Ibu Putri Koster foto bersama dengan tim usai mengikuti sosialisasi pengelolaan sampah, di Denpasar, Rabu (3/9/2025). (Foto: Humas Prov. Bali)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) PADAS, Ibu Putri Koster melaporkan bahwa pola lama “kumpul, angkut, buang” tidak lagi relevan.
Pola baru harus diterapkan, yaitu sampah organik basah diolah dengan komposter, organik kering dikelola di Teba Modern, anorganik dipilah dengan prinsip 3R di TPS3R, dan residu diarahkan ke TPST.
Hingga Agustus 2025, sosialisasi PSBS telah dilaksanakan di 26 kecamatan dari 57 kecamatan di Bali atau 45,61 persen, dengan total peserta 2.098 orang atau 45,02 persen.
Kabupaten dengan peserta terbanyak antara lain Kintamani (220 orang), Gianyar (120 orang), Mengwi (120 orang), Payangan (116 orang), Susut (114 orang), Abiansemal (108 orang), dan Tegalalang (106 orang).
Selain itu, sebanyak 42.341 kepala keluarga (KK) di Bali telah melaksanakan pengelolaan sampah berbasis sumber melalui berbagai metode, seperti Teba Modern, komposter, biopori, eco enzym, dan maggot. Saat ini terdapat sekitar 40.569 Teba Modern dengan kapasitas tampung 23.849 ton.
“Pola kumpul, angkut, buang sudah tidak bisa lagi. Ketika sampah organik dikelola di sumbernya, volume sampah berkurang hingga 65 persen. Jika sisanya ditangani dengan baik di desa, maka desa akan bersih, dan Bali pun akan bersih. Inilah tugas kita bersama, pemerintah dan masyarakat, untuk mewujudkan Bali bersih dan lestari,” kata Ibu Putri Koster.
Dengan kerja bersama pemerintah, desa, dunia usaha, sekolah, dan masyarakat, Gerakan Bali Bersih Sampah diyakini akan terus berkembang menjadi gerakan kolektif yang memastikan Bali tampil sebagai pulau bersih, hijau, dan lestari tanpa ketergantungan pada TPA. (hum/lan)