Gubernur Koster saat meninjau pembangunan tahap II Turyapada Tower di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Sabtu (27/9/2025). (Foto: Humas Prov. Bali)
BULELENG, PERSPECTIVESNEWS- Bali segera memiliki destinasi wisata baru berkelas dunia. Gubernur Bali, Wayan Koster meninjau langsung pembangunan tahap II Turyapada Tower di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Sabtu (27/9/2025).
Menara multifungsi ini dirancang
bukan hanya sebagai pusat penyiaran televisi, tetapi juga ikon wisata modern
yang menawarkan panorama lengkap laut, bukit, hutan, hingga deretan danau
kembar di Bali Utara.
Dalam peninjauan yang turut dihadiri
Bupati Buleleng, I Nyoman Sudjitra, Gubernur Koster menjelaskan, pembangunan
tahap II meliputi akses jalan dari shortcut menuju terminal, area parkir
berkapasitas 200 mobil, terminal gondola, penataan kawasan sekitar menara
seperti taman, area camping, ruang komunal, sentra UMKM, restoran, serta
penyelesaian interior dan furniture menara.
“Pembangunan ini dilengkapi
gondola sepanjang 1,1 kilometer yang akan menghubungkan area tower dengan
lanskap alam memukau. Selesai pada akhir Agustus 2026, dan mulai beroperasi di
akhir 2026. Turyapada Tower akan menjadi destinasi healing baru, tempat
wisatawan menikmati view laut, bukit, hutan, hingga Danau Buyan, Tamblingan,
dan Beratan sekaligus,” ungkap Koster.
Ia menambahkan, konsep modern ini
juga mendapat masukan dari mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok), yang sempat meninjau lokasi Turyapada beberapa waktu lalu.
Turyapada Tower dikatakan Koster
bukan hanya menawarkan daya tarik wisata, tetapi juga berfungsi sebagai pusat
penyiaran. Saat ini, 22 stasiun televisi sudah menggunakan pemancar Turyapada,
sementara 10 stasiun lain dijadwalkan bergabung pada 2028.
Dengan ketinggian lebih dari 200
meter di atas permukaan laut, tower ini diproyeksikan memperkuat infrastruktur
penyiaran sekaligus memperluas jangkauan siaran di Pulau Dewata.
Pembangunan tahap II ini menelan
anggaran Rp 270 miliar, termasuk Rp 10 miliar untuk pembangunan jalan lingkar
dari Desa Lemukih sebagai akses tambahan.
Kawasan Hijau Tetap Terjaga
Koster menegaskan, kawasan hijau
di sekitar tower harus tetap terjaga. Pohon-pohon yang ada akan dipertahankan
sebagai bagian dari lanskap alami. Bangunan tinggi pun dibatasi sesuai Rencana
Detail Tata Ruang (RDTR) yang tengah disiapkan Pemkab Buleleng.
“Untuk taman, spot komunal, dan
area lain, kita percantik dengan tumbuhan lokal, khususnya bunga dari kawasan
sekitar agar benar-benar cocok tumbuh di sini,” jelas Koster.
Ia menekankan pembangunan ini
sejalan dengan visi pembangunan Bali berlandaskan Sad Kerthi mulai dari Segara
Kerthi (laut), Danu Kerthi (danau), Wana Kerthi (hutan), hingga Bhuana Kerthi
(bumi).
Dengan rampungnya pembangunan
pada akhir 2026, Turyapada Tower diproyeksikan menjadi magnet baru wisatawan,
sekaligus menegaskan Buleleng sebagai pusat pertumbuhan pariwisata Bali Utara.
Keberadaan tower di ketinggian
sekitar 1.200 meter dari permukaan laut ini juga akan menghadirkan udara sejuk
serta panorama 360 derajat yang sulit ditemukan di destinasi lain.
Selain itu, kawasan penunjang
seperti restoran, UMKM, dan area komunal diharapkan memberi dampak langsung
pada ekonomi lokal masyarakat sekitar.
“Ini akan menjadi titik strategis
menikmati panorama Bali Utara secara lengkap, menghadirkan pengalaman berbeda
dan modern bagi pengunjung, tak kalah dari menara Eiffel, Tokyo Tower, Macau
Tower ataupun Toronto Tower, ” pungkas Koster.
(hum/yus)