Suasana pertemuan delegasi internasional dalam rangkaian Asia Medical Week (AMW) 2025 di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah, Denpasar, Jumat (12/9/2025). (Foto: Humas RS Ngoerah)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS - RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah kembali menorehkan sejarah dengan
menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asia
Medical Week (AMW) 2025. Kegiatan internasional yang berlangsung di Lantai
5 Poliklinik RS Ngoerah, Jumat (12/9/2025), mempertemukan pemimpin rumah sakit,
praktisi medis, peneliti, akademisi, hingga pelaku industri kesehatan dari
berbagai negara di Asia.
Dengan mengusung tema “Bridging Nations, Healing Futures”,
forum ini menjadi wadah kolaborasi lintas negara dalam membahas tantangan
kesehatan, memperkuat jejaring riset, serta mendorong peningkatan mutu layanan
medis.
Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan,
dan Penunjang RSUP Prof. Ngoerah, dr. I Made Darmajaya, Sp.B, Sp.BA.,
Subsp.D.A(K)., MARS, FIAFS., mengungkapkan bahwa fokus RS Ngoerah pada AMW kali
ini adalah pengembangan pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence/AI) dan teknologi robotik di bidang kesehatan.
“Kami tergiur untuk belajar dari Tiongkok
yang sudah jauh lebih maju dalam penggunaan AI dan robotik di pelayanan
kesehatan. Rencananya akan kami usulkan ke Kementerian Kesehatan agar mendapat
dukungan, sehingga inovasi ini bisa segera diwujudkan,” ujarnya.
Darmajaya menegaskan, penggunaan
teknologi modern bukan berarti Indonesia tertinggal, melainkan harus melakukan
percepatan dengan belajar dari negara yang lebih dahulu mengembangkan. “Kalau kita memulai dari terlalu bawah, kita
akan lama mengejar. Jadi harus langsung masuk ke level yang lebih tinggi agar
cepat mengikuti,” tambahnya.
Sebagai langkah awal, RS Ngoerah
menargetkan pemanfaatan robotik dalam bidang urologi, khususnya operasi saluran
kencing. Dengan begitu, dokter di RS Ngoerah diharapkan segera menguasai
teknologi operasi robotik sekaligus mengintegrasikan AI dalam sistem pelayanan.
Melalui AMW, RS Ngoerah juga
berkesempatan memperluas kerja sama internasional serta membuka peluang inovasi
di tengah berbagai tantangan kesehatan global, mulai dari pascapandemi, dampak
perubahan iklim, hingga kesenjangan layanan kesehatan di kawasan Asia. (angga)