Parade Barong Macan akan menjadi pembuka perayaan akhir tahun di Penglipuran. Sedikitnya 15 Barong Macan akan melintasi jalur utama desa, diiringi tabuh gamelan dan penabuh muda dari banjar-banjar setempat. (Foto: Ist)
PENGLIPURAN, PERSPECTIVESNEWS- Desa Wisata Penglipuran menyambut Natal dan Tahun Baru (Nataru) dengan penuh nuansa Bali yang dirangkai atraksi budaya lebih hangat, hijau, dan bermakna.
Selain menghadirkan hiburan akhir tahun, seluruh program
dirancang untuk memperkuat komitmen desa dalam menjaga lingkungan, melestarikan
budaya, serta menguatkan peran masyarakat lokal sebagai pelaku utama
pariwisata.
Kepala Pengelola Desa Wisata Penglipuran, Bangli I Wayan
Sumiarsa menyampaikan bahwa persiapan dilakukan secara menyeluruh agar
wisatawan dapat menikmati liburan akhir tahun dalam suasana yang aman, nyaman,
dan penuh nuansa budaya Bali.
“Akhir tahun selalu menjadi momen yang ditunggu wisatawan.
Tahun ini kami tidak hanya menambah atraksi, tetapi juga memperkuat pesan bahwa
setiap kunjungan ke Penglipuran ikut berkontribusi pada pelestarian alam,
budaya, dan kesejahteraan warga,” ujarnya.
Pariwisata Berkelanjutan menuju Regeneratif
Penglipuran kini bergerak lebih jauh: dari sekadar
pariwisata berkelanjutan (sustainable) menuju pariwisata regeneratif, yaitu
model pariwisata yang bukan hanya meminimalkan dampak negatif, tetapi secara
aktif memperbaiki kualitas lingkungan, sosial, dan budaya desa.
“Berbagai penelitian mencatat bahwa pengelolaan Penglipuran
bertumpu pada community-based tourism dengan desa adat dan masyarakat
sebagai pengambil keputusan utama, sehingga manfaat ekonomi, sosial, dan budaya
dapat dirasakan lebih merata oleh warga.
Budaya, Bambu dan Pengalaman Hijau
Untuk menyambut Nataru, Desa Wisata Penglipuran menghadirkan
rangkaian acara utama sebagai berikut:
1.Parade Budaya Barong Macan
Parade Barong Macan akan menjadi pembuka perayaan akhir
tahun di Penglipuran. Sedikitnya 15 Barong Macan akan melintasi jalur utama
desa, diiringi tabuh gamelan dan penabuh muda dari banjar-banjar setempat.
Parade ini diselenggarakan oleh Pengelola Desa Wisata
berkolaborasi dengan Yowana Putra Yudha Penglipuran (komunitas muda-mudi).
Selain menjadi tontonan yang atraktif bagi wisatawan, parade ini juga menjadi
bentuk regenerasi pelestarian seni, di mana generasi muda terlibat langsung
sebagai penari, penabuh, hingga tim produksi.
2. Pertunjukan Barong Macan “Tetantria Macan Gading
Setiap hari, mulai 28 Desember 2025 hingga 1 Januari 2026,
Penglipuran akan menampilkan pertunjukan dramatik “Tetantria Macan Gading”.
Pementasan ini memadukan seni tari, musik tradisional, dan teatrikal, yang
merangkai pesan tentang keberanian, kebersamaan, dan harmoni antara manusia
dengan alam. Dipentaskan oleh Yowana Putra Yudha, pertunjukan ini menjadi ruang
ekspresi kreatif generasi muda desa sekaligus medium edukasi bagi wisatawan
tentang nilai-nilai kearifan lokal Penglipuran.
3. Dekorasi Tematik Akhir Tahun dengan Estetika Bambu
Penglipuran identik dengan bambu, mulai dari hutan bambu yang
mengelilingi desa hingga pemanfaatannya sebagai bahan bangunan dan kerajinan
lokal. Menjelang Natal dan Tahun Baru, desa akan dihiasi dekorasi tematik yang
memanfaatkan bambu dan bahan alami lain, selaras dengan karakter Penglipuran
sebagai desa wisata berbasis budaya dan lingkungan. Penggunaan bambu
menggantikan banyak dekorasi berbahan plastik sekali pakai, sehingga mengurangi
timbulan sampah sekaligus memperkuat pesan pariwisata regeneratif: perayaan
meriah yang tetap rendah jejak ekologisnya.
4. Program Spesial Bamboo Café: Kuliner Lokal & Musik
Akustik
Bamboo Café, yang berada di tengah hutan bambu, menghadirkan
menu spesial Natal dan Tahun Baru dengan menonjolkan bahan lokal, kuliner
tradisional, serta minuman khas seperti loloh cemcem dan aneka sajian rumahan
yang ramah lingkungan. Untuk melengkapi suasana, Bamboo Café juga menyuguhkan musik
akustik dengan nuansa intim dan hangat. Perpaduan suara musik, udara sejuk, dan
latar hutan bambu menghadirkan pengalaman liburan yang tenang, romantis, dan
cocok bagi keluarga maupun pasangan yang ingin menyambut pergantian tahun
dengan cara yang lebih reflektif.
5. Pengaturan Kunjungan dan Fasilitas Lebih
Tertib
Mengantisipasi peningkatan jumlah wisatawan akhir tahun,
Pengelola Desa Wisata Penglipuran menyiapkan berbagai langkah untuk menjaga
arus kunjungan tetap tertib dan nyaman, antara lain:
-Penambahan petugas layanan wisata dan pengamanan di area
desa.
-Pengaturan parkir dan jalur keluar–masuk untuk mengurangi
kemacetan dan kepadatan di kawasan inti.
-Penempatan titik informasi wisata dan papan edukasi
mengenai tata tertib, daya dukung, serta prinsip-prinsip wisata hijau yang
diterapkan di desa.
Langkah-langkah ini sejalan dengan rekomendasi kajian
terbaru mengenai pengelolaan overtourism dan daya dukung destinasi, sehingga
kualitas kunjungan tetap terjaga sekaligus melindungi kualitas hidup warga.
Wisatawan Jadi “Tamu Sekaligus Mitra”
Regenerasi Desa
Tren eco-travel dan wisata hijau terus tumbuh di Indonesia;
banyak wisatawan kini mencari pengalaman yang lebih bermakna, ingin terhubung
dengan alam dan komunitas lokal, bukan sekadar berlibur secara massal.
Penglipuran menjadi salah satu rujukan utama tren tersebut, karena wisatawan dapat
melihat langsung bagaimana masyarakat hidup selaras dengan alam dan adat.
Wayan Sumiarsa mengundang wisatawan dari seluruh Indonesia
dan mancanegara untuk merayakan Natal dan Tahun Baru di Desa Wisata
Penglipuran. “Datanglah bukan hanya untuk berfoto, tetapi juga untuk ikut
menjaga kebersihan, menghormati adat, membeli produk UMKM lokal, dan menjadi
bagian dari gerakan pariwisata regeneratif. Bersama-sama, kita bisa memastikan
bahwa desa ini tetap lestari dan semakin kuat untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Desa Wisata Penglipuran berharap rangkaian kegiatan akhir
tahun ini tidak hanya membawa sukacita bagi wisatawan, tetapi juga menghadirkan
dampak positif yang nyata bagi alam, budaya, dan masyarakat desa—sejalan dengan
status Penglipuran sebagai desa wisata berkelas dunia yang terus berinovasi
dalam praktik pariwisata regeneratif. (WS)
