Warga di Banjar Baler Agung, Desa Yehembang, Kecamatan
Mendoyo, Jembrana mendadak geger. Pasalnya, seorang petani ditemukan tewas
membusuk di dalam gubuk kebun miliknya, pada Sabtu (6/12/2025) sekitar pukul 16.00
Wita. (Foto: Polres Jembrana).
JEMBRANA,
PERSPECTIVESNEWS - Warga Banjar Baler Agung, Desa Yehembang, Kecamatan
Mendoyo, Jembrana mendadak geger. Pasalnya, seorang petani ditemukan tewas
membusuk di dalam gubuk kebun miliknya, pada Sabtu (6/12/2025) sekitar pukul
16.00 Wita.
Kepolisian Resor Jembrana melalui Polsek Mendoyo menunjukkan
respons cepat terhadap laporan masyarakat, mengenai penemuan tersebut. Setelah
menerima laporan dari aparat desa, personel piket Polsek Mendoyo bersama
Bhabinkamtibmas Desa Yehembang langsung menuju lokasi untuk memastikan
penanganan dilakukan secara cepat, profesional, dan sesuai SOP.
"Tim Identifikasi Polres Jembrana juga dikerahkan untuk
melakukan olah TKP, disertai pemeriksaan medis oleh tenaga kesehatan dari
Puskesmas I Mendoyo," jelas Kapolsek Mendoyo, Kompol I Wayan Sartika,
menegaskan pentingnya respons cepat terhadap setiap informasi dari masyarakat.
“Begitu menerima laporan, personel kami langsung bergerak ke
lokasi untuk memastikan kondisi korban dan mengamankan area. Setiap laporan
masyarakat akan kami tindaklanjuti secara profesional sebagai bentuk pelayanan
Polri kepada masyarakat,” ungkapnya.
Korban diketahui bernama I Nengah W, (71), petani yang
tinggal seorang diri di gubuk kebunnya. Kejadian bermula ketika saksi mencium
bau busuk sejak Jumat (5/12/2025) sore. Saksi awalnya mengira bau tersebut
berasal dari bangkai hewan, namun ketika bau makin menyengat esok harinya, ia
mencari sumber bau yang mengarah ke gubuk korban. Sesampainya di lokasi, saksi
menemukan korban dalam posisi miring ke kiri dan sudah dalam keadaan meninggal
dunia.
Temuan tersebut langsung dilaporkan kepada Kelian Dinas
Banjar Sekarkejula Kelod, yang kemudian menghubungi Bhabinkamtibmas Desa
Yehembang hingga diteruskan ke Polsek Mendoyo.
Dari hasil pemeriksaan luar oleh dokter Puskesmas I Mendoyo
serta olah TKP Tim Identifikasi Polres Jembrana yang dipimpin Kaur Identifikasi
AIPTU I Putu Budiarta, diperoleh hasil bahwa korban diperkirakan telah
meninggal 3-4 hari sebelum ditemukan. Penyebab kematian belum dapat disimpulkan
mengingat kondisi jenazah yang telah membusuk.
Pelapor yang merupakan anak kandung korban menyatakan telah
mengikhlaskan kepergian almarhum dan tidak menuntut pihak mana pun atas
peristiwa tersebut. Jenazah untuk sementara dititipkan di RSU Negara sambil
menunggu hari baik untuk upacara pengabenan.
Menanggapi kejadian ini, Kapolres Jembrana AKBP Kadek Citra Dewi Suparwati,
melalui Kasi Humas Polres Jembrana, Ipda I Putu Budi Arnaya, menyampaikan
belasungkawa dan mengimbau masyarakat untuk segera menghubungi layanan polisi
apabila menemukan peristiwa serupa.
“Kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya korban.
Apabila masyarakat melihat atau mengetahui peristiwa yang membutuhkan kehadiran
polisi, segera hubungi Layanan Polisi 110 agar dapat kami tangani dengan cepat
dan tepat,” ujar Kasi Humas Polres Jembrana mewakili Kapolres Jembrana. (dik)
