Malam apresiasi kepada mahasiswa Universitas Udayana Bali peserta
program Kuliah Kerja Nyata Literasi dan Inklusi Keuangan (KKN-LIK), Kamis
(14/9/2023) malam (FOTO: Humas OJK KR 8).
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara berkolaborasi dengan Universitas Udayana Bali membuat program Kuliah Kerja Nyata Literasi dan Inklusi Keuangan (KKN-LIK).
Program yang berlangsung pada 15 Juli hingga 27 Agustus 2023
itu diharapkan bisa semakin mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan
di perdesaan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat.
Program ini merupakan tindak lanjut Nota Kesepahaman dan
Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara OJK dengan Universitas Udayana di 13
fakultas.
“Sinergi dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan
termasuk civitas akademika dibutuhkan untuk memperluas jangkauan dan
keberhasilan program literasi dan inklusi keuangan di masyarakat,” kata Kepala
OJK Regional 8, Bali dan Nusa Tenggara, Kristrianti Puji Rahayu dalam
sambutannya pada acara Malam Apresiasi KKN-LIK Tahun 2023 di Kantor OJK, Kamis
(14/9/2023) malam.
Menurutnya, peran civitas academika sebagai tenaga pendidik
dan terdidik tidak hanya bermanfaat di lingkungan kampus, tetapi juga ikut
memegang peran penting dalam mencerdaskan masyarakat khususnya di sektor
keuangan. Hal ini tentu juga sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
pengabdian kepada masyarakat.
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi
Keuangan (SNLIK) tahun 2022 terdapat gap antara tingkat inklusi dan literasi
keuangan di Provinsi Bali sebesar 34,55 persen, tingkat literasi sebesar 57,66
persen dan tingkat inklusi keuangan sebesar 92,21 persen.
Artinya, masih banyak masyarakat yang sudah mengakses produk
dan layanan jasa keuangan, tetapi belum memahami sepenuhnya produk dan layanan
jasa keuangan tersebut.
Data tingkat literasi dan inklusi keuangan di kawasan
perdesaan dan perkotaan pun memiliki gap yaitu literasi di perdesaan sebesar
55,05 persen dengan inklusi keuangan 94,50 persen dan untuk tingkat literasi di
perkotaan sebesar 55,69 persen dengan inklusi sebesar 89,22 persen. Perbedaan
tingkat literasi dan inklusi ini menjadi pertimbangan akan pentingnya
peningkatan literasi dan inklusi keuangan khususnya di perdesaan.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
(LPPM) Universitas Udayana, I Nyoman Suarsana yang juga hadir menyampaikan
bahwa program KKN-LIK ini tidak hanya memberikan ilmu dan pengalaman baru bagi
mahasiswa peserta KKN, tetapi juga dapat menambah referensi universitas untuk
melakukan kajian akademik tentang permasalahan keuangan khususnya di daerah
perdesaan.
“Kami sangat mengapresiasi dan mendukung langkah OJK untuk
melibatkan civitas akademik dalam peningkatan literasi dan inklusi keuangan
masyarakat khususnya wilayah perdesaan. Program ini tidak hanya bermanfaat bagi
mahasiswa peserta KKN tetapi juga bagi universitas,” kata I Nyoman Suarsana.
KKN-LIK dilaksanakan selama enam minggu di 10 desa tersebar
di delapan kabupaten di Bali, yakni Desa Pelaga, Desa Landih, Desa Depeha, Desa
Bengkala, Desa Lod Tunduh, Desa Manistutu, Desa Sekartaji, Desa Tanglad, Desa
Karyasari, dan Desa Nongan.
150 mahasiswa yang berasal dari 13 fakultas ikut serta dalam
kegiatan dimaksud. Sebelum melaksanakan kegiatan, OJK KR 8 Bali dan Nusa
Tenggara dan Universitas Udayana memberikan pembekalan kepada mahasiswa peserta
KKN-LIK serta melakukan pendampingan dan monitoring berkala.
Program kerja yang dilaksanakan selama pelaksanaan KKN-LIK
antara lain, survei profil desa, survei literasi dan inklusi keuangan,
pendampingan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), edukasi keuangan kepada
masyarakat secara segmented, program pojok literasi keuangan, edukasi melalui
serial keuangan OJK, dan edukasi melalui sarana media digital.
Hasil survei di atas menunjukkan bahwa masih banyak
masyarakat yang belum memahami tentang produk dan layanan jasa keuangan
termasuk waspada penipuan berkedok investasi, pinjaman online ilegal dan
kejahatan keuangan digital.
Selanjutnya, kegiatan ini juga melibatkan TPAKD di
masing-masing Kabupaten/Kota untuk melaksanakan kegiatan edukasi bersama dengan
Lembaga Jasa Keuangan (LJK), di antaranya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank
Pembangunan Daerah (BPD) Bali, Pegadaian, Permodalan Nasional Madani (PNM),
BPJS Kesehatan, Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Perusahaan Sekuritas.
Kegiatan edukasi keuangan kepada masyarakat segmented telah
dilakukan sebanyak 171 kegiatan dengan jumlah peserta 8.725 orang. Topik
edukasi keuangan yang disampaikan kepada masyarakat selama KKN meliputi,
pengenalan kelembagaan OJK, perlindungan konsumen, produk dan layanan jasa
keuangan, bijak berinvestasi dan waspada penipuan berkedok investasi, pinjaman
online ilegal serta kejahatan keuangan digital.
Salah satu contoh kegiatan edukasi keuangan kepada masyarakat
segmented adalah edukasi ke sekolah, di mana mahasiswa telah melaksanakan
edukasi keuangan kepada 64 sekolah dari tingkat PAUD sampai dengan SMA dengan
jumlah siswa yang mengikuti sebanyak 3.724. Selain itu, mahasiswa juga telah
melakukan pendampingan kepada 37 UMKM yaitu dengan menjelaskan cara penyusunan
laporan keuangan sederhana.
Mahasiswa peserta KKN-LIK di masing-masing desa juga membuat
pojok literasi keuangan berupa poster yang berisi informasi tentang produk dan
layanan jasa keuangan serta tips berinvestasi dengan bijak. Poster tersebut
ditempatkan di pusat informasi yang mudah diakses masyarakat seperti kantor
desa, balai banjar, pos kambling, sekolah, puskesmas dan lain sebagainya.
Kegiatan ‘Malam Apresiasi’ ini merupakan kegiatan puncak
sebagai bentuk apresiasi OJK kepada seluruh mahasiswa peserta KKN-LIK dari
Universitas Udayana yang telah menjadi agen edukasi OJK di perdesaan.
Program KKN-LIK menjadi salah satu program prioritas OJK KR 8
Bali dan Nusa Tenggara dan akan dilaksanakan secara berkesinambungan. Ke depan,
OJK KR 8 Bali dan Nusa Tenggara berkomitmen akan terus meningkatkan kolaborasi
bersama Pemerintah Daerah, Civitas Akademik termasuk sekolah dan universitas di
Provinsi Bali, PUJK dan pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan
literasi dan inklusi keuangan masyarakat sehingga mampu mengakselerasi
pertumbuhan ekonomi di daerah. (lan)