Gerakan Tanam Cabai di Hutan Kota Banyuasri yang dilaksanakan Pemkab Buleleng, Jumat (1/3/2024). BI Bali memberikan bantuan penyediaan 12.000 bibit cabai sebagai bentuk komitmen menjaga stabilitas harga di Bali.
BULELENG, PERSPECTIVESNEWS- Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja meyakini inflasi tahun 2024 tetap akan rendah dan terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1%.
Hal itu disampaikan Erwin pada kegiatan Gerakan Tanam Cabai di Hutan Kota Banyuasri yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Buleleng, Jumat (1/3/2024).
“Untuk mengendalikan harga pangan, sinergi pengendalian inflasi antara BI Provinsi Bali dengan Pemerintah Daerah dan stakeholders terkait di Bali terus diperkuat,” tutur Erwin.
Menurut Erwin, BI Provinsi Bali mendukung penuh gerakan tanam cabai di lahan tidur sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan inflasi khususnya komoditas cabai di Kabupaten Buleleng. Salah satu dukungan BI Bali adalah bantuan penyediaan 12.000 bibit cabai sebagai bentuk komitmen dan langkah konkret dalam menjaga stabilitas harga dan memperkuat ketahanan pangan di Bali.
Ditambahkan, selama tahun 2023, cabai rawit sudah 6 kali menjadi komoditas tertinggi penyumbang inflasi di Buleleng.
“Varietas cabai yang ditanam adalah jenis cabai lokal yang digemari masyarakat dan diperkirakan dapat dipanen dalam 3-4 bulan mendatang, sehingga akan meningkatkan produksi cabai lokal,” sebut Erwin.
Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra; Pj. Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana; Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja; Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu; Direktur Utama BPD Bali, I Nyoman Sudharma; Kepala Bulog Divisi Regional Bali, Sony Supriyadi; Ketua DPRD Kabupaten Buleleng, Gede Supriatna; jajaran Pimpinan Forkopimda dan perangkat daerah Kabupaten Buleleng, serta diikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari ASN, TNI, Polri dan masyarakat sekitar.
Gerakan tanam cabai di lahan tidur ini bertujuan untuk meningkatkan produksi cabai sehingga mampu menekan laju inflasi, mengoptimalkan ruang pekarangan dan mempromosikan pertanian di tengah perkotaan.
Gerakan ini ditandai dengan penyerahan secara simbolis bibit cabai dari Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali kepada Pj. Bupati Buleleng yang selanjutnya diserahkan kepada kelompok tani Sudhamala Asri.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan peresmian penggunaan Smart Farming dalam budidaya cabai oleh Sekda Provinsi Bali.
Pj. Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana menyampaikan bahwa program ini terlaksana melalui pemanfaatan lahan tidur seluas 2 hektar milik Pemerintah Kabupaten Buleleng yang belum dioptimalkan sejak 2005.
Untuk tahap awal, lahan ini akan ditanami dengan cabai yang sering menjadi komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Buleleng. Selanjutnya, komoditas lain seperti bawang dan sayuran juga akan diujicobakan untuk ditanam di lahan tersebut.
Lihadnyana menambahkan, pengolahan lahan tidur ini dibantu oleh TNI yang didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup dan pendampingan oleh Dinas Pertanian.
“Ke depan, hasil panennya akan dibeli oleh Perumda Buleleng sebagai offtaker,” tutup Lihadnyana.
Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra selaku Ketua Satgas Pangan Provinsi Bali sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan ini.
Made Indra juga mengajak seluruh pihak untuk bersinergi memanfaatkan aset lahan milik Pemerintah Daerah yang belum optimal untuk digunakan bagi kegiatan positif seperti ini.
“Semangat ngrombo dalam pengendalian inflasi di Bali perlu digalakkan agar masyarakat menjadi sejahtera,” ujar Made Indra.
Selain dilakukan penanaman bibit cabai secara bersama, pada kesempatan tersebut, para peserta juga melakukan penebaran benih ikan nila dan dilanjutkan penanaman pohon buah dan tanaman langka di sekitar kolam ikan. (lan)