BI Bali dorong pariwisata berkualitas lewat pemberdayaan masyarakat dan desa wisata. BI Bali pun terlibat dalam BBTF X tahun 2025. (foto: BI Bali)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Untuk mewujudkan masyarakat yang bahagia dan sejahtera sejalan dengan visi pembangunan Bali, transformasi sektor pariwisata menjadi kunci penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Peran besar sektor pariwisata terhadap perekonomian Bali selama ini telah menjadi kekuatan sekaligus tantangan bagi ekonomi yang keberlanjutan, sehingga memerlukan pengelolaan yang baik dan terencana.
Arah pengembangan pariwisata Bali ke depan tidak lagi sekadar mengejar peningkatan jumlah kunjungan, melainkan juga berfokus pada kualitas kontribusi wisatawan terhadap perekonomian lokal dan pemberdayaan masyarakat.
Sebagai bagian dari komitmen untuk mewujudkan pariwisata berkualitas (quality tourism), Bank Indonesia terus bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan. Salah satunya melalui peran aktif Bank Indonesia dalam Bali Jagadhita 2025, sebuah event strategis untuk mendorong ekonomi Bali melalui promosi terintegrasi perdagangan,nvestasi dan pariwisata.
Pada pilar pariwisata, Bank Indonesia terlibat aktif dalam Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) X Tahun 2025 yang diselenggarakan pada 11-13 Juni 2025 di Nusa Dua, Bali.
Event yang dibuka Menten Parivisata Widiyanti Putri Wardhana, pada sesi pameran juga dihadiri oleh Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno.
Dalam promosi pariwisata tersebut, Bank Indonesia turut memfasilitasi promosi desa wisata sebagai langkah akselerasi serta dalam promosi pariwisata BBTF XI, yaitu Desa Wisata Jatiluwih, Penglipuran, Taro, dan Pemuteran. Menurut perwakilan pengelola desa wisata, cukup banyak buyer yang berminat dengan paket yang ditawarkan desa wisata dan berencana melakukan negosiasi lebih lanjut.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Butet Linda Panjaitan menyambut baik antusiasme buyer atau travel agent internasional yang berminat bekerja sama dengan desa wisata binaan Bank Indonesia.
Butet menambahkan, desa wisata merupakan contoh kongkret quality tourism yang perlu terus didorong agar keseimbangan antara nilai ekonomi, kelestarian budaya, dan perlindungan lingkungan tetap terjaga.
“Bank Indonesia mendukung pengembangan desa wisata karena dapat menjadi pendorong perekonomian melalui keterlibatan aktif masyarakat lokal, pelaku pariwisata dan UMKM, dengan tetap menjaga kelestarian budaya,” ujarnya.
Dalam BBTF XI ini, Bank Indonesia juga turut mempromosikan QRIS Cross Border sebagai bagian dari penguatan ekosistem pembayaran digital dalam mendukung implementasi pariwisata berkualitas.
Melalui QRIS Cross Border, wisatawan asing dapat melakukan pembayaran langsung menggunakan aplikasi pembayaran dari negara asalnya yang kompatibel dengan QRIS, tanpa perlu menukar uang fisik.
Hadirnya QRIS Cross Border tentunya turut memperkuat daya saing pariwisata Bali dengan memberikan tourism experience yang lebih nyaman dan modern bagi wisatawan mancanegara. Saat ini, QRIS Cross Border sudah dapat digunakan oleh wisatawan asal Singapura, Malaysia, dan Thailand, serta akan diperluas hingga Jepang dan Tiongkok. (lan/*)