Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber PADAS Provinsi Bali, Ibu Putri Koster berfoto bersama usai sosialisasi di Kecamatan Ubud dan Payangan, Kabupaten Gianyar, Jumat (18/7/2025). (Foto: Humas Pemprov Bali)
GIANYAR,
PERSPECTIVESNEWS - Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) PADAS
Provinsi Bali, Ibu Putri Koster, kembali menggaungkan pentingnya pengelolaan
sampah berbasis sumber sebagai solusi nyata mengatasi persoalan sampah yang
kian mengkhawatirkan di Bali.
Dalam dua kegiatan sosialisasi di Kecamatan Ubud dan Payangan,
Gianyar, Jumat (18/7/2025), ia mengajak seluruh lapisan masyarakat terutama
kepala desa, lurah, bendesa adat, dan para ibu untuk bangkit membangun
kesadaran kolektif dan bergerak bersama menyelamatkan lingkungan Bali.
Sosialisasi juga dihadiri Ketua TP PKK Kabupaten Gianyar Ny.
Surya Adnyani Mahayastra dan Tim Percepatan PSBS Provinsi Bali.
“Kalau semua sadar bahwa selama ini pengelolaan sampah di
Bali salah, maka persoalan ini bisa segera dituntaskan,” tegasnya di hadapan
peserta sosialisasi di LPD Desa Mas, Ubud.
Ia menambahkan, sistem lama yang hanya mengumpulkan,
mengangkut, lalu membuang ke TPA seperti Suwung, terbukti gagal menyelesaikan
masalah. “Kita sudah 41 tahun hanya memindahkan sampah, bukan menyelesaikannya.
Kalau terus begini, berapa lagi 'Suwung-Suwung baru' yang akan lahir di Bali?,”
tambahnya.
Menurut Ibu Putri Koster, perubahan mindset masyarakat
menjadi kunci. Ia menekankan pentingnya pemilahan sampah dari rumah, khususnya
di daerah seperti Payangan yang memiliki pekarangan luas dan potensi pengolahan
sampah organik secara mandiri.
“Sampah bukan lagi urusan orang lain. Sampahku urusanku,
sampahmu urusanmu. Kalau organik selesai di sumber, halaman bersih, desa bersih,
dan kita mewariskan lingkungan yang lebih baik,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya kesadaran untuk tidak
meninggalkan sampah di pura atau tempat suci, dan mengajak masyarakat membawa
pulang sampah persembahan masing-masing.
Sementara itu, Camat Ubud, I Dewa Gede Pariyatna, melaporkan
bahwa Kecamatan Ubud telah memiliki beberapa TPS3R yang beroperasi cukup baik,
seperti di Desa Sayan, Singakerta, Mas, dan Padang Tegal, Ubud.
Meski demikian, ia menyebutkan tantangan terbesar adalah
keterbatasan lahan. Namun, berbagai desa tetap berinisiatif membangun teba
modern, seperti Desa Singakerta yang pada tahun 2024 membangun 284 unit dan
menargetkan 160 unit tambahan pada 2025.
Camat Payangan, A.A. Gde Raka Suryadiputra, mengungkapkan
bahwa dari 9 desa dinas dan 48 desa adat di wilayahnya, sebanyak 8 desa telah
memiliki TPS3R yang berfungsi dengan baik. Meski demikian, masih ada tantangan
di lapangan, khususnya terkait pengelolaan residu dan pemasaran produk daur
ulang yang belum optimal. Ia menambahkan bahwa upaya pembatasan plastik sekali
pakai juga mulai diterapkan secara bertahap di seluruh desa di Kecamatan
Payangan. (zil)