Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Laos menandatangani kesepakatan bersama untuk penguatan kerja sama di tiga sektor, di Ruang Pertemuan Kertha Sabha, Jayasabha Denpasar, Senin (4/8/2025). (Foto: Humas Prov. Bali)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Laos menandatangani kesepakatan bersama untuk penguatan kerja sama di tiga sektor yaitu Tata Kelola Pemenuhan Dokumen Monitoring, Controlling, Surveillance For Prevention (MCP), Penyelenggaraan Pemerintahan Digital serta Pembangunan Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Penandatanganan kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama berlangsung di Ruang Pertemuan Kertha Sabha, Jayasabha Denpasar, Senin (4/8/2025).
Penandatanganan kesepakatan bersama ini adalah tindak lanjut pertemuan Gubernur Koster dengan Gubernur Sherly di Jayasabha pada 12 Juli 2025.
Pertemuan orang nomor satu dari dua provinsi itu dengan cepat ditindaklanjuti tim teknis sehingga mengerucut pada tahap yang lebih serius yaitu penandatanganan kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama.
Sherly Tjoanda Laos meminta kepada seluruh pimpinan OPD Malut, agar belajar dari yang terbaik, bertumbuh bersama untuk meningkatkan kualitas layanan dan kesejahteraan masyarakat.
Gubernur Koster dalam sambutannya menyebut acara ini sebagai momentum strategis dalam memperkuat semangat kolaborasi antar daerah dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efisien, pemetaraan pembangunan daerah serta peningkatan kualitas pelayanan publik.
“Ini adalah bentuk konkret sinergi horizontal antar pemerintah daerah untuk saling mengisi, saling belajar, dan saling memperkuat kapasitas,” ujarnya.
Ditambahkan Gubernur Koster, Pemprov Bali menyambut inisiatif dan iktikad baik Pemprov Malut untuk menjalin kemitraan yang strategis. Ia yakin, kerja sama ini akan membuka peluang yang lebih luas untuk bertukar pengalaman, berbagi praktik baik dan menjajaki berbagai sektor unggulan yang dapat dikembangkan secara bersama.
“Penandatanganan kerja sama ini bukan hanya simbol seremonial, tetapi merupakan bentuk nyata komitmen antar daerah dalam memperkuat sinergi pembangunan, memperluas jejaring antar pemerintahan, dan mendorong pertumbuhan daerah secara inklusif serta berkelanjutan,” paparnya.
Guna menjamin keberhasilan implementasi kerja sama ini, Gubernur Koster mendorong penyusunan rencana aksi kolaboratif serta mekanisme evaluasi.
Gubernur Sherly dalam sambutannya menyampaikan, ia bersama jajaran ingin banyak belajar dari Pemprov Bali yang telah menorehkan sederet prestasi pada tiga sektor yang dikerjasamakan.
Malut berminat menguatkan kerja sama dalam Tata Kelola Pemenuhan Dokumen MCP karena pada tahun 2024 Bali menempati peringkat pertama dengan nilai hampir sempurna yaitu 99, sedangkan Maluku Utara di tahun 2024 masih tertahan di nilai 71.
“Sebenarnya ada peningkatan cukup signifikan dibanding nilai yang kami peroleh pada tahun 2023 yaitu 30,” ujarnya.
Melalui kerja sama dengan Pemprov Bali, Sherly optimis mampu mengejar ketertinggalan dan di tahun 2025 ia menargetkan nilai MCP sebesar 82. “Semoga kami bisa masuk lima besar di tingkat nasional dalam capaian MCP,” tandasnya.
Lebih jauh ia menerangkan, capaian MCP adalah hal yang strategis karena berkaitan dengan upaya penguatan tata kelola delapan area strategis berdasarkan indikator KPK.
Delapan area strategis itu meliputi perencanaan dan penganggaran APBD, layanan terpadu satu pintu, kapabilitas APIP, manajemen ASN serta optimalisasi pendapatan daerah, manajemen aset daerah, tata kelola dana desa serta pengadaan barang dan jasa.
Sektor kedua yang dikerjasamakan adalah penyelenggaraan pemerintahan digital. “Terkait dengan digitalisasi, Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah Provinsi Bali keluar sebagai Juara I wilayah regional Jawa Bali. Kami berharap kolaborasi ini mendukung percepatan digitalisasi di Maluku utara menuju layanan yang lebih terbuka, efisien dan terpercaya,” urainya.
Selanjutnya dalam kerja sama pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif, Maluku Utara ingin banyak belajar dari Bali yang selama ini dikenal sebagai destinasi utama di Indonesia.
“Bali ini adalah wajah dari pariwisata Indonesia. Kita semua sudah mengetahui keberhasilan Bali dalam membangun ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif yang hidup dan inklusif. Ini menjadi inspirasi bagi Malut sebagai provinsi kepulauan yang menyimpan begitu banyak potensi alam, budaya dan SDM,” urainya.
Sherly berharap penandatanganan kesepakatan bersama ini tak berhenti hanya pada acara seremonial.
“Ini harus ditindaklanjuti dengan komitmen untuk saling belajar. Pesan saya untuk pimpinan OPD Malut, mari kita belajar dari yang terbaik, bertumbuh bersama untuk meningkatkan kualitas layanan dan kesejahteraan masyarakat,” sebutnya.
Perjanjian kerja sama tiga sektor diteken kepala OPD dari dua provinsi, disaksikan oleh Gubernur Koster dan Gubernur Sherly. (hum/lan)