Perspectives News

Rambu Evakuasi Rusak, Kesiapsiagaan Bencana Jembrana Terancam

 

BPBD Jembrana melalui Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan baru-baru ini melakukan pemantauan di beberapa desa, Selasa (26/8/2025). (Foto: Dok/BPBD Jembrana)

JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Sejumlah rambu jalur evakuasi di pesisir Jembrana ditemukan rusak dan bahkan hilang. Hal ini berpotensi mengancam keselamatan warga, terutama di wilayah yang rawan dilanda tsunami.

​Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana melalui Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan baru-baru ini melakukan pemantauan di beberapa desa. Hasilnya, ditemukan kondisi rambu yang memprihatinkan akibat faktor cuaca dan benturan.

​Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Arthana Putra, mengungkapkan bahwa di Desa Yeh Kuning dan Delod Berawah, sebagian besar rambu di pinggir pantai mengalami pengeroposan.

“Kondisi ini tentu sangat penting untuk segera ditindaklanjuti demi keselamatan warga dan pengunjung, terutama dalam situasi darurat,” jelas Agus, Selasa (26/8/2025).

​Ditambahkan, di Desa Delod Berawah, dua rambu peringatan ditemukan rusak akibat pengeroposan, dan sayangnya, satu papan peringatan yang seharusnya ada sudah hilang. Selain itu, dua rambu jalur evakuasi juga ditemukan dalam kondisi bengkok, diduga kuat akibat tertabrak kendaraan besar seperti truk.

​Total ada 192 rambu yang terpasang di delapan desa pesisir Jembrana, yaitu Desa Pengambengan, Perancak, Yeh Kuning, Air Kuning, Delod Berawah, Penyaringan, Banyubiru, dan Tuwed.

Rambu-rambu ini sangat vital karena berfungsi sebagai petunjuk bagi masyarakat untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman jika terjadi gempa bumi atau tsunami.

​Sebelumnya, BPBD Jembrana telah memetakan 23 dari 51 desa/kelurahan di kabupaten ini rawan bencana tsunami. Desa-desa tersebut telah masuk dalam Rencana Kontijensi (Renkon) Bencana Tsunami yang diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2024.

​Meskipun demikian, Agus mengakui pihaknya terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan. Salah satunya dengan mendorong seluruh desa untuk memiliki Kajian Risiko Bencana (KRB) dan menjadi Desa Tangguh Bencana (Destana) dengan predikat utama. Hal ini untuk memastikan Jembrana selalu siap menghadapi potensi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu.  (dik)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama