Perspectives News

Anak Jalanan Tanpa Identitas Lolos Masuk Bali saat Pengetatan di Gilimanuk

 

Petugas mengamankan sejumlah remaja yang mengaku anak punk/jalanan di wilayah Pelabuhan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, Senin (1/9/2025). (Foto: dok. Lurah Gilimanuk)

JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Pengawasan di pintu masuk utama Pulau Bali, Pelabuhan Gilimanuk kembali menjadi sorotan setelah tujuh remaja yang mengaku anak jalanan berhasil lolos penyeberangan tanpa identitas diri. Mereka bahkan tidak memiliki bekal sepeser pun saat tiba di Bali. Padahal, saat ini pintu masuk Bali di Pelabuhan Gilimanuk dijaga ketat aparat gabungan pascaaksi demonstrasi anarkis di Denpasar.

​Fakta ini terkuak setelah warga setempat melapor tentang sekelompok remaja mencurigakan yang berkumpul di area wisata Teluk Gilimanuk, Senin (1/9/2025). Laporan ini ditindaklanjuti oleh tim gabungan yang terdiri dari Lurah Gilimanuk, aparat, dan Linmas. Mereka berhasil mengamankan ketujuh remaja yang berusia 15-16 tahun, terdiri dari empat perempuan dan tiga laki-laki.

​"Kami menerima laporan dari RT yang melihat sekelompok remaja di sekitar Waterbee," jelas Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma, dikonfirmasi Selasa (2/9/2025).

​Saat diinterogasi, mereka mengaku datang dari berbagai daerah di Jawa, seperti Jember, Sidoarjo, Gresik, dan Yogyakarta. Mereka menempuh perjalanan dengan cara menumpang truk secara estafet hingga sampai di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

​Kisah mereka lolos dari pemeriksaan petugas keamanan di pelabuhan sangat mencengangkan. Menurut pengakuan para remaja, mereka bisa menyeberang hanya dengan menyebutkan nama dan tanggal lahir saat membeli tiket di loket penyeberangan. Mereka tidak diminta menunjukkan kartu identitas karena memang belum memiliki KTP. ​"Mereka bilang cukup menyebut nama dan tanggal lahir saat membeli tiket," ungkap Tony.

​Tak hanya itu, saat tiba di Pelabuhan Gilimanuk, mereka juga berhasil menghindari pos pemeriksaan KTP. Mereka mengaku keluar dari pelabuhan melalui pintu penumpang pejalan kaki layaknya penumpang biasa, tanpa melewati pos pemeriksaan.

​Mengingat usia mereka yang masih di bawah umur dan tidak memiliki bekal, pihak Kelurahan Gilimanuk berkoordinasi dengan petugas terkait untuk memulangkan mereka. "Ini adalah langkah preventif untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah kami," tambah Tony.

​Pemulangan dilakukan dengan pengawalan ketat oleh Satpol PP, Linmas, dan TNI AL agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

​Kasus ini menjadi pukulan telak bagi sistem pengawasan di Pelabuhan Gilimanuk. Kelonggaran ini menimbulkan pertanyaan besar, bagaimana mungkin pintu gerbang vital Bali bisa kecolongan?

​Bukan kali ini saja terjadi kasus serupa. Lolosnya orang tanpa identitas menunjukkan adanya celah keamanan yang sangat besar. Jika anak jalanan saja bisa lolos, bukan tidak mungkin pelaku kriminal, bahkan jaringan teroris, juga bisa memanfaatkan celah ini untuk menyusup ke Bali.

​Evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan di Pelabuhan Gilimanuk sangat mendesak. Jangan sampai kawasan vital yang seharusnya menjadi benteng pertahanan pertama Pulau Dewata terus-menerus kecolongan. (dik)

 

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama