Pemkab Jembrana melalui Bagian Prokopim mengadakan Bimtek Jurnalistik untuk menguatkan pemahaman etika di kalangan wartawan, berlangsung dari Rabu (3/9/2025) hingga Kamis (4/9/2025) di Desa Candikuning, Tabanan, Bali. (Foto: Dok/Humas Jembrana)
JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Di tengah derasnya informasi yang tak terkendali, peran jurnalis profesional kini tak lagi sebatas pemberi kabar, melainkan penjaga gerbang kebenaran dan benteng terakhir dari informasi palsu.
Menyadari pentingnya hal ini, Pemerintah Kabupaten Jembrana melalui Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Jurnalistik untuk menguatkan pemahaman etika di kalangan wartawan lokal.
Acara yang berlangsung dari Rabu (3/9/2025) hingga Kamis (4/9/2025) di Desa Candikuning, Tabanan, Bali, ini diikuti oleh seluruh anggota Jaringan Jurnalis Jembrana (JJJ), termasuk wartawan cetak, online/daring, radio, dan staf Prokopim.
Tujuan utamanya, membekali para jurnalis dengan fondasi etika yang kuat untuk menghadapi tantangan penyebaran informasi yang semakin masif.
Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Bali, Emanuel Dewata Oja (Edo), dalam sesinya menegaskan, etika adalah fondasi jurnalisme berkualitas.
Menurutnya, di era di mana setiap orang bisa mengunggah informasi, profesionalisme dan etika menjadi pembeda utama.
“Etika wartawan, yang tertuang dalam Kode Etik Jurnalistik (KEJ), adalah panduan bagi insan pers untuk menghasilkan karya yang akurat, berimbang, dan bertanggung jawab,” jelas Edo.
Ia menambahkan, prinsip-prinsip utama seperti akurasi, objektivitas, integritas, dan tanggung jawab sosial menjadi pilar yang tak bisa ditawar.
Edo juga menyoroti tantangan terbesar saat ini, yakni berita tidak terverifikasi sering kali menyebar lebih cepat daripada berita yang benar. Hal ini, menurutnya, dapat menciptakan kebingungan dan polarisasi di masyarakat.
“Wartawan yang beretika adalah filter yang melindungi masyarakat dari informasi yang merusak. Mereka tidak hanya melaporkan fakta, tetapi juga memberikan konteks yang utuh,” tegasnya.
Selain menekankan pentingnya etika bagi wartawan, Edo juga mengajak masyarakat untuk menjadi konsumen berita yang lebih cerdas dan kritis.
Ia mengimbau agar publik hanya merujuk pada media yang kredibel dan terverifikasi, serta tidak mudah memercayai informasi yang tidak jelas sumbernya.
“Kerja sama antara pers yang beretika dan masyarakat yang kritis adalah kunci untuk menciptakan ekosistem informasi yang sehat dan membangun demokrasi yang kuat,” pungkasnya.
Sementara itu, Asisten Administrasi Umum Setda Jembrana, I Made Dwi Maharimbawa, berharap kegiatan ini mampu menyamakan pemahaman tentang etika jurnalistik, terutama dalam peliputan di lingkungan Prokopim.
“Semoga Bimtek ini dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta dalam menerapkan prinsip-prinsip etika jurnalistik agar dapat menghasilkan karya yang kredibel, objektif, akurat, serta bertanggung jawab,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam membina jurnalisme yang bertanggung jawab, memastikan bahwa informasi yang sampai ke tangan publik adalah informasi yang valid dan dapat dipercaya. (dik)