Perspectives News

Gandeng G3N Project, Museum Puri Lukisan Ubud Pamerkan Karya Redmiller Blood Bertajuk 'Utopia'


Seniman Peter Rhian Gunawan atau Redmiller Blood (tengah) menggelar pameran bertajuk 'Utopia' foto bersama Wamenbud Giring Ganesha Djumaryo (2 dari kanan), di Museum Puri Lukisan Ubud, Kamis (25/9/2025).

UBUD, PERSPECTIVESNEWS- Museum Puri Lukisan Ubud menggandeng G3N Project menggelar pameran tunggal karya seniman Peter Rhian Gunawan atau Redmiller Blood bertajuk 'Utopia'.

Pameran ini dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo di Museum Puri Lukisan Ubud, Kamis, 25 September 2025 sore dan dapat dikunjungi publik hingga 15 Oktober 2025.

Giring mengapresiasi karya-karya Peter Rhian dan memujinya sebagai seniman yang aktif berkarya sekaligus menjadi pendidik yang konsisten berbagi nilai-nilai budaya.

“Bagi Peter Rhian, seni adalah tanggung jawab kolektif untuk menghidupkan kebudayaan sebagai identitas utama bangsa, bukan sekadar hiasan,” kata Giring.

Seniman Peter Rhian yang dijuluki Redmiller Blood, menghadirkan 23 karya yang berakar pada karakter ikonik ciptaannya, Redmiller.

Redmiller merupakan sosok polos berambut merah dan mata yang terancam, meneteskan air mata berwarna pelangi yang merepresentasikan emosi tersembunyi manusia.

“Karakter Redmiller lahir dari riset panjang selama enam tahun, karakter ini mewujudkan ketegangan antara ekspektasi sosial dan gejolak batin, merepresentasikan emosi tersembunyi manusia melalui simbol-simbol visual yang dekat dengan budaya pop, mainan, hingga seni kartun,” kata Peter Rhian.

Peter Rhian lahir di Bandung pada 1981 dan menamatkan studi magister ilmu desain di Institut Teknologi Bandung. Kini, selain menekuni profesi seniman, ia juga aktif sebagai dosen di Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Ketertarikan Peter Rhian terhadap seni pop dan budaya popular, membentuk gaya visual unik yang menembus batas medium.

Lewat pameran ‘Utopia’, ia mengajak publik masuk ke dunia introspektif yang penuh warna-ruang di mana tawa, air mata, serta identitas berpadu menjadi ekspresi yang lebih jujur dan otentik.

GM G3N Project Andry Ismaya Permadi mengatakan, pameran kali ini merupakan kolaborasi kelima Peter Rhian bersama G3N Project, setelah sebelumnya tampil di ajang ArtMoments Jakarta (2023 dan 2025) serta dua pameran tunggal di Bandung (2023) dan Jakarta (2025).

Dalam kurun 2020-2025, Peter Rhian telah berpameran tunggal maupun bersama sekitar 40 kali, di antaranya di Hong Kong, Tiongkok, Australia, Korea Selatan, Spanyol, Amerika Serikat, dan Singapura, serta sejumlah kota di Indonesia.

Potong pita tanda dibukanya pameran tunggal Peter Rhian Gunawan atau Redmiller Blood, dari 25 September hingga 15 Oktober 2025, di Museum Puri Lukisan Ubud, Gianyar.  (Foto: Lan) 

Penglingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati menilai karya Peter Rhian memiliki kekuatan visual sekaligus pesan yang mendalam.

“Detail, warna dan komposisi yang ia gunakan berhasil membangkitkan rasa kagum sekaligus mengajak penonton merenung. Karyanya terasa hidup dan mampu menghadirkan emosi melalui setiap goresan,” ujarnya.

Pameran ‘Utopia’ diharapkan menjadi ruang dialog antara seniman dan publik, sekaligus kontribusi bagi perkembangan seni rupa kontemporer di Bali dan Indonesia.

'Utopia' sebagai Ironi

Sundea, dalam tulisannya di katalog pameran, menyebut karya-karya Peter Rhian menampilkan ‘Utopia’ sebagai ironi.

“Redmiller, tokoh mungil berambut merah yang menjadi representasi otentisitas dan kerapuhan manusia, hadir sebagai cermin kita di utopia baru. 'Utopia' bukan tentang menciptakan surga di dunia, melainkan mewaspadai neraka yang dapat kita buat sendiri,” tuturnya.

Disebutkan, ‘Utopia’ yang hadir dalam pameran ini menjaga kesadaran dan mengingatkan kita untuk selalu memeriksa, memperbaiki, memaknai, dan tidak begitu saja menerima ‘yang tersedia’ sebagai ‘yang seharusnya.’  (lan/*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama