Perspectives News

Harapan Lansia Jembrana yang Bertahan di Rumah Rapuh

 

Kondisi rumah Ni Kade Soni (67) di Desa Tegal Badeng Timur, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, kini hanya menunggu waktu untuk ambruk. (Foto: Ist/Perspectives)

JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS - Di usia senja, Ni Kade Soni (67) harus bergulat dengan rasa cemas yang tak berkesudahan. Setiap malam, tidurnya tak pernah nyenyak. Hujan atau angin kencang adalah mimpi buruk yang nyata, sebab rumahnya di Desa Tegal Badeng Timur, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, kini hanya menunggu waktu untuk ambruk.

Rumah yang ditempatinya adalah saksi bisu dari kerasnya hidup yang ia jalani. Berukuran sekitar 12 meter persegi, bangunan itu jauh dari kata layak.

Dindingnya terbuat dari anyaman bambu dan papan yang sudah lapuk, atapnya genteng rapuh, dan lantainya hanya plesteran kasar tanpa pondasi yang kuat.

BPBD Jembrana bahkan telah menilai rumah ini sangat berisiko, terutama saat cuaca ekstrem.

Sejak suaminya meninggal akibat kecelakaan, Kade Soni tinggal seorang diri. Ia tak ingin membebani anak-anaknya yang juga hidup pas-pasan.

"Anak-anak saya buruh dengan penghasilan tidak menentu. Cucu-cucu saya juga masih sekolah. Saya tidak mau memberatkan mereka," tutur Kade Soni dengan suara lirih.

Meski menerima bantuan bulanan Rp 200 ribu dari pemerintah, itu tak cukup untuk memperbaiki rumahnya.

Kade Soni yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani, hanya bisa berharap bantuan bedah rumah.

"Saya cukup untuk makan, tapi untuk membangun rumah saya tidak mampu. Semoga ada bantuan agar saya bisa tidur tenang," harapnya.

Beberapa pihak sudah menunjukkan kepedulian. Kade Soni telah menerima bantuan sembako dan sejumlah uang dari relawan Kemanusiaan KRJ serta kebutuhan dasar dari BPBD Jembrana.

Kepala BPBD Jembrana, I Putu Agus Arthana Putra, membenarkan bahwa rumah Kade Soni sangat tidak layak huni dan membutuhkan penanganan segera.

"Kondisinya sangat memprihatinkan, rumah ini harus mendapat prioritas dalam program bedah rumah," jelasnya.

Perbekel Tegal Badeng Barat, I Made Sudiana, juga berkomitmen mencari jalan keluar.

"Kami sudah memberi bantuan bedah rumah untuk anaknya tahun lalu. Kami akan carikan solusi agar Ibu Kade Soni juga bisa mendapat bantuan serupa," ujarnya.

Sembari menunggu uluran tangan, Kade Soni terus berjuang. Kisahnya adalah potret nyata dari banyak lansia yang membutuhkan perhatian dan bantuan, agar sisa hidup mereka bisa dijalani dengan lebih tenang, tanpa dihantui rasa was was. (dik)

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama