Perspectives News

Jatiluwih Masuk Top 100 Green Destinations 2025

 

 


 


John Ketut Purna - Kepala Pengelola Desa Jatiwulih (kiri) saat menerima penghargaan, di Montpellier, Prancis. (Foto: Ist)

PERANCIS, PERSPECTIVESNEWS- Dalam ajang internasional Green Destinations Top 100 Stories 2025 yang digelar di Montpellier, Prancis, Jatiluwih diumumkan sebagai salah satu destinasi berkelanjutan terbaik dunia.

Jatiluwih menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang meraih penghargaan prestisius di tahun 2025.

Lebih dari 600 destinasi dari 60 negara ikut serta dan Jatiluwih berhasil lolos dengan cerita inspiratif berjudul “Green Miracle in a Cultural Heritage Living Museum.”

Sebuah kisah tentang bagaimana warisan Subak-sistem irigasi tradisional Bali yang diakui UNESCO—dapat hidup berdampingan dengan pariwisata modern, tanpa kehilangan taksunya.

John Ketut Purna selaku Kepala Pengelola Desa Jatiwulih mengakui jika seleksi Green Destinations dikenal sangat ketat, dengan kriteria internasional yang mengukur keberlanjutan lingkungan, kesejahteraan masyarakat, pelestarian budaya, hingga tata kelola.

Setiap destinasi dituntut bukan hanya bercerita, tetapi membuktikan dampak nyata di lapangan dan Jatiluwih membuktikan bahwa harmoni antara alam, budaya, dan masyarakat bukan sekadar visi, melainkan kenyataan sehari-hari.

“Bagi Jatiluwih, penghargaan ini bukan sekadar piagam. Ini adalah pengakuan dunia atas kerja keras petani, pemuda desa, dan masyarakat yang menjaga subak tetap hidup. Sawah yang mereka garap bukan hanya sumber pangan, melainkan juga warisan budaya dan doa yang terukir di bumi,” ujarnya dalam rilis, Selasa (30/9/2025).

Disebutkan John, penghargaan ini milik seluruh masyarakat Jatiluwih. “Kami menjaga tradisi bukan untuk dikenang, tapi untuk dijalani bersama generasi mendatang,” tandas John penuh rasa syukur.

Inspirasi untuk Indonesia dan Dunia

Prestasi ini melengkapi deretan pengakuan internasional Jatiluwih, setelah sebelumnya dinobatkan sebagai Best Tourism Village in the World oleh UN Tourism (2024). Kini, sekali lagi Jatiluwih membuktikan diri sebagai mercusuar global bagi pariwisata berkelanjutan, bahwa destinasi wisata bisa mendatangkan kesejahteraan tanpa mengorbankan akar budaya dan alamnya.

“Ke depan, Jatiluwih berkomitmen untuk terus menjaga desanya sebagai destinasi wisata regeneratif. Artinya, setiap langkah pengelolaan pariwisata tidak hanya mempertahankan budaya, alam, dan tradisi, tetapi juga memulihkan ekosistem, memperkuat identitas budaya, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambah John.

Dengan prinsip regenerative tourism, Desa Jatiluwih ingin memastikan bahwa setiap tamu yang datang bukan hanya menjadi penonton, melainkan ikut terhubung, belajar, dan membawa pulang inspirasi tentang bagaimana hidup selaras dengan alam, budaya dan masyarakat. (jkp)

 

Montpellier, Prancis, 30 September 2025

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama