Para pembicara pada gelaran Media Talks: ‘Masa Depan Jurnalisme di Era AI’ di Denpasar, Selasa (9/9/2025). (Foto: Perspectives)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI dan Dewan Pers menggelar Media Talks: ‘Masa Depan Jurnalisme di Era AI’ di Denpasar, Selasa (9/9/2025).
Media Talks menghadirkan pemateri Rosarita Niken Widyastuti, Ketua Komisi Kemitraan, Hubungan Antar Lembaga, dan Infrastruktur Dewan Pers, Rachmadin Ismail, Pimpinan Redaksi Tirto.id serta Dewi Yuri Cahyani, PhD, Dosen Fisip Universitas Udayana.
Kegiatan yang disupport Universitas Udayana dan digelar Tirto.id ini diikuti lebih dari 50 wartawan dari berbagai media lokal dan nasional.
Dalam kesempatan tersebut, Rosarita Niken Widyastuti menyampaikan, penggunaan AI (Artificial Intelligence) dalam karya jurnalistik diatur dalam Peraturan Dewan Pers No. 1 Tahun 2025 tentang Pedoman Penggunaan Kecerdasan Buatan dalam Karya Jurnalistik.
“Era Artificial Intelegence menjadi tantangan bagi para wartawan dan jurnalisme moderen. Kehadiran kecerdasan buatan itu ibarat dua mata pisau yang menguntungkan sekaligus berpotensi merugikan.
Meskipun penggunaan AI secara tepat dapat membantu kerja jurnalistik terutama dalam melakukan investigatif reporting yang membutuhkan banyak data, namun AI bukanlah solusi dari karya jurnalistik.
Rosarita menjabarkan, manfaat AI dalam jurnalistik diantaranya meningkatkan efisiensi produksi konten dan mempercepat penelitian, mempermudah jurnalis dalam mengolah data besar, membuat berita dalam berbagai format serta meningkatkan aksesibilitas melalui fitur seperti terjemahan otomatis dan teks untuk disabilitas.
“Meski AI mempermudah kerja jurnalis namun kontrol manusia tetap dibutuhkan dari awal hingga akhir produksi berita. Kecerdasan buatan hanyalah fitur yang berfungsi sebagai alat bantu dan bukan pengganti kerja jurnalistik,” jelas Rosarita.
“Etika dan profesionalisme adalah kompas pers Indonesia di era kecerdasan buatan. Konten berbasis AI harus melewati fact checking,” katanya.
Sementara, Pemimpin Redaksi portal berita Tirto.id, Rachmadin Ismail mengungkapkan, penggunaan AI justru menyebabkan penurunan jumlah pengunjung.
“AI yang disematkan dalam google memberikan rangkuman dalam setiap pencarian dan berada di urutan teratas. Dan perubahan algoritma itu menyebabkan penurunan kunjungan. Sekarang tidak perlu lagi klik berita, karena algoritma AI sudah merangkum pencarian yang didasarkan dari website media,” ungkap Rachmadin.
Menurutnya, menjadi media kurator saat ini adalah cara untuk menyiasati perubahan dan metodologi baru untuk mempertahankan peringkat kunjungan. (lan)
