Bupati Kembang Hartawan membuka kegiatan Pelatihan Manajemen Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak serta TPPO yang berlangsung di Ballroom Gedung Kesenian Ir. Soekarno, Kamis (30/10/2025). (Foto: Hms Jbr)
JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Bupati Jembrana I Made
Kembang Hartawan membuka kegiatan Pelatihan Manajemen Kasus Kekerasan terhadap
Perempuan dan Anak serta Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang
berlangsung di Ballroom Gedung Kesenian Ir. Soekarno, Kamis (30/10/2025).
Pelatihan ini menghadirkan Kepala Kejaksaan Negeri Jembrana
dan Kapolres Jembrana sebagai narasumber. 
Bupati Kembang menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih
atas kehadiran kedua aparat penegak hukum tersebut. 
Menurutnya, keterlibatan lintas sektor merupakan langkah
strategis dalam memperkuat perlindungan terhadap perempuan dan anak.
“Kehadiran Ibu Kajari dan Ibu Kapolres merupakan suatu
kehormatan yang tak ternilai. Ini menunjukkan dukungan penuh aparat penegak
hukum dalam upaya kita bersama melindungi perempuan dan anak dari ancaman
kekerasan maupun tindak pidana lainnya. Sinergi lintas sektor seperti ini
adalah kunci untuk membangun sistem perlindungan yang kuat di daerah kita,”
ujar Bupati Kembang.
Bupati menegaskan, upaya perlindungan perempuan dan anak
sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Jembrana yaitu Mewujudkan Jembrana
yang Maju, Harmoni, dan Bermartabat. 
Melalui kolaborasi lintas sektor—melibatkan aparat penegak
hukum, desa adat, lembaga pendidikan, dunia usaha, organisasi wanita, dan
masyarakat—pemerintah terus memperkuat sistem perlindungan yang berkelanjutan.
Hingga Oktober 2025, tercatat sebanyak 32 kasus kekerasan
terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Jembrana. Data tersebut, kata Bupati
Kembang, menjadi pengingat bahwa isu kekerasan masih menjadi tanggung jawab
bersama.
“Fenomena perundungan, kekerasan verbal maupun fisik di
lingkungan sekolah menjadi tantangan serius yang perlu kita tangani bersama.
Melalui pelatihan ini, saya berharap setiap sekolah di Jembrana dapat menjadi
lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan menjunjung tinggi nilai saling
menghargai,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bupati Kembang menekankan pentingnya peran
kepala sekolah dan dinas teknis dalam memperkuat pencegahan, deteksi dini,
serta penanganan kasus kekerasan di lingkungan masing-masing. Ia menilai
sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga tempat anak-anak belajar
berkarakter, berempati, dan menghargai sesama.
“Jika di sekolah anak-anak belajar menghormati perbedaan,
mengendalikan emosi, dan saling peduli serta melindungi, maka kita telah
menyiapkan generasi Jembrana yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bermartabat,”
ujarnya.
Bupati juga mengajak seluruh satuan pendidikan di Jembrana
untuk memperkuat mekanisme pencegahan kekerasan di sekolah, membangun
komunikasi terbuka antara guru, siswa, dan orang tua, serta memastikan setiap
indikasi kekerasan segera ditangani dengan tepat.
Pihaknya berharap pelatihan ini menjadi momentum memperkuat
komitmen bersama bahwa tidak ada tempat bagi kekerasan di Jembrana, baik di
rumah, sekolah, maupun ruang publik.
“Mari kita jadikan sekolah-sekolah di Jembrana sebagai
Sekolah Ramah Anak tempat yang menumbuhkan rasa aman, kasih sayang, dan percaya
diri bagi setiap anak untuk tumbuh, belajar, dan berani bermimpi,” tandasnya. (humasJ)
