Perspectives News

Keluarga Pastikan Temuan Mayat di Pantai Gilimanuk Korban KM Tunu Pratama Jaya

 

Keluarga korban yang datang ke RSU Negara, untuk memastikan korban adalah Mkhamad Syakur, korban kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya, Selasa (7/10/2025). (Foto: Dik/Perspectives)

JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Setelah berbulan-bulan menunggu, keluarga akhirnya menemukan titik terang terkait nasib salah satu korban karamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya.

Pihak keluarga meyakini jenazah yang ditemukan terdampar di Pantai Gilimanuk, Jembrana, pada Senin (6/10/2025) adalah Mukhamad Syakur (37), seorang pengusaha mebel asal Pasuruan, Jawa Timur.

​Penemuan jenazah ini mengakhiri penantian panjang keluarga sejak musibah terjadi di perairan Selat Bali pada 2 Juli 2025.

​Jenazah Mukhamad Syakur pertama kali ditemukan oleh warga setempat sekitar pukul 12.30 WITA. Pihak keluarga, yang dihubungi oleh Tim Reskrim Polres Pasuruan, segera berangkat ke Bali untuk melakukan identifikasi.

​Menurut Mohamad Hasan, sepupu korban, yang datang ke RSU Negara bersama adik kandung korban, Siti Sakheyah dan sepupu lainnya Agus Merdeko, berhasil mengenali Syakur dari ciri-ciri fisik serta barang-barang yang masih melekat pada jenazah, seperti celana pendek, kaus, dan tas pinggang.

​“Kami sangat yakin itu Mas Syakur,” ujar Hasan saat ditemui di RSUD Jembrana, Selasa (7/10/2025).

Ia menambahkan, ciri fisik lain seperti sumbing di bibir korban juga memperkuat keyakinan keluarga. "Identitas korban masih utuh, termasuk pakaian yang dikenakan sama persis dengan yang ada di rekaman CCTV rumah sebelum ia berangkat," jelasnya.

​Penemuan ini menjadi momen emosional bagi keluarga. “Sudah tiga bulan sejak kapal tenggelam, akhirnya beliau ditemukan,” kata Hasan.

Ia menceritakan bahwa istri Syakur, Kuny Maryam, sempat merasakan firasat bahwa suaminya akan segera pulang. Ironisnya, lima hari lagi korban seharusnya merayakan ulang tahun.

​Mukhamad Syakur meninggalkan seorang istri dan tiga anak yang masih kecil, yaitu satu laki-laki dan dua perempuan. Sebelum musibah terjadi, Syakur yang berprofesi sebagai sopir dan pengusaha mebel, rutin mengirim barang dari Pasuruan ke Bali. Saat kejadian, ia diketahui bersama kernetnya, yang sudah lebih dulu ditemukan, 9 hari pasca kejadian. (dik)

 

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama