Tim pengabdian masyarakat Universitas Dwijendra saat menyerahkan 350 bibit mangrove untuk membantu pemulihan hutan bakau Wanasari yang sempat rusak akibat banjir. (Foto: Ist)
BADUNG, PERSPECTIVESNEWS- Tim pengabdian masyarakat Universitas Dwijendra melaksanakan program pemberdayaan berbasis masyarakat di Kelompok Nelayan Wanasari Tuban, Badung.
Kegiatan ini bertujuan memperkuat kewenangan
nelayan atas wilayah pesisir dan pantai sekaligus mendorong pengembangan
ekowisata mangrove sebagai penopang ekonomi berkelanjutan.
Dalam pelaksanaannya, tim memberikan
penyuluhan hukum terkait kewenangan nelayan tradisional, pelatihan budidaya
mangrove, hingga pendampingan pemasaran produk turunan mangrove seperti jus dan
lulur.
Adapun permasalahan mitra ada dua, dari aspek
pemasaran dan aspek sosial kemasyarakatan.
Pada aspek pemasaran, solusi yang ditawarkan
dan disepakati bersama-sama petani mitra promosi pemasaran produk pengelolaaan
usaha yang mendukung pengembangan ekowisata pada Kelompok Nelayan Wanasari,
Tuban, seperti penentuan harga, kemasan dan peningkatan nilai tambah produk
mangrove.
Program ini dipimpin Ni Putu Yunika
Sulistyawati, S.H., M.Kn.; Dr. Anak Agung Sagung N Indradewi, SH., MH.; I Wayan
Partama Putra, SH., MH.
Dalam hal penyuluhan dan pelatihan aspek
pemasaran hibah pengabdian pemberdayaan berbasis masyarakat,
didukung oleh dosen Made Mika Mega Astuthi,S.P.,M.P. dari Fakultas Pertanian
program studi (prodi) Agroteknologi, Dr. Ni Made Liana Dewi, S.H., M.H., Dr. Ida
Bagus Bayu Brahmantya, SH., MH, Sang Ayu Made Ari Kumawardhani, SH., MH, Dr. Ni
Made Trisna Dewi, SH, I Komang Agung Sri Brahmanda, SH., M.Kn.
Dukungan pendanaan diperoleh dari Kementerian
Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
Selain itu, tim juga menyerahkan 350 bibit
mangrove untuk membantu pemulihan hutan bakau Wanasari yang sempat rusak akibat
banjir.
Menurut tim pengabdian, ekowisata mangrove
Wanasari berpotensi menjadi ikon wisata edukatif di Kuta.
Dengan luas sekitar 10 hektar, kawasan ini
tidak hanya menjadi habitat alami bakau, tetapi juga dikembangkan sebagai
lokasi wisata berbasis konservasi dan budidaya kepiting bakau.
“Harapannya, melalui kegiatan ini, Nelayan
Wanasari tidak hanya memiliki kekuatan hukum dalam mengelola wilayahnya, tetapi
juga mampu meningkatkan kesejahteraan melalui produk olahan mangrove dan
ekowisata yang berdaya saing,” ujar Ni Putu Yunika Sulistyawati.
Manfaat yang didapat bagi mitra adalah
meningkatkan daya saing pemasaran yang dihasilkan seperti jus mangrove, lulur
mangrove yang bisa meningkatkan pendapatan Kelompok Nelayan Wanasari.
Sementara untuk solusi pada aspek sosial
kemasyarakatan, yaitu penguatan kewenangan Kelompok Nelayan Wanasari Tuban atas
wilayah pesisir dan pantai.
Hal ini perlu edukasi pelestarian lingkungan
sebagai penerapan mata kuliah Hukum Lingkungan di masyarakat khususnya pada
Kelompok Nelayan Wanasari-Tuban.
Tim pengabdian Universitas Dwijendra melaksanakan program pemberdayaan berbasis masyarakat di Kelompok Nelayan Wanasari Tuban, Badung. (Foto: Ist)
Permasalahan mitra Kelompok Nelayan Wanasari, tidak memiliki kewenangan untuk memanfaatkan wilayah pesisir dengan baik. Dengan bantuan pembuatan awig-awig diharapkan ada penguatan kewenangan atas wilayah pesisir.
Dalam hal pembuatan awig-awig, program ini
dipimpin oleh Ketua Pelaksana Dr. Anak Agung Sagung N Indradewi, S.H., M.H.; Ni
Putu Yunika Sulistyawati, S.H., M.Kn, I Wayan Partama Putra, S.H., M.H.
didukung oleh dosen lain seperti Dr. I Made Wahyu Chandra Satriana, SH., MH, A A
Mas Adi Trinaya Dewi, SH., MH, Dr. Agus Surya Manika, S.Ikom, MH, Anak Agung
Linda Cantika, SH., MH dan Ni Nengah Agustin Citrawati, SH., MH.
Dukungan pendanaan diperoleh dari Kementerian
Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
Luaran dari program ini tidak hanya berupa
kegiatan lapangan, tetapi juga artikel ilmiah pada Jurnal Internasional terindeks
SINTA 4, publikasi di media massa elektronik, karya audio visual, serta poster
edukatif.
Semua itu menjadi bagian dari komitmen
Universitas Dwijendra dalam menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat.
Dengan adanya sinergi antara perguruan tinggi,
masyarakat adat, dan pemerintah, diharapkan Kelompok Nelayan Wanasari dapat
terus berkembang sebagai contoh pemberdayaan masyarakat pesisir berbasis hukum,
budaya, dan ekologi di Bali. (*)