Perspectives News

Perbaikan Jalan Jembrana Tetap Jadi Prioritas Utama

 

Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan.  (Foto: Humas Jbr)

JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Di tengah ancaman pemangkasan anggaran dari pemerintah pusat untuk Proyeksi APBD 2026, Pemerintah Kabupaten Jembrana memastikan tetap memprioritaskan perbaikan jalan yang rusak.

Hal ini disampaikan langsung oleh Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, sebagai langkah strategis untuk menjaga mobilitas dan perekonomian warga.

Menurut Kembang, dari total 1.200 kilometer panjang jalan kabupaten yang menjadi kewenangan daerah, sekitar 72 persennya sudah dalam kondisi baik. Namun, sisanya masih masuk kategori rusak ringan, sedang, bahkan berat.

"Untuk kerusakan ringan, kita tangani dengan dana operasional pemeliharaan setiap tahun," ujar Kembang, seraya meminta masyarakat segera melaporkan jika menemukan lubang kecil, usai apel memperingati Hari Kesaktian Pancasila di Stadion Pecangakan, Rabu (1/10/2025).

"Namun, prioritas utama kami adalah jalan yang mengalami kerusakan sedang, terutama yang belum pernah diaspal, akan segera kami tangani," imbuhnya lagi.

Kembang juga mengakui banyak jalan di wilayah pegunungan yang butuh perbaikan serius. Ia menegaskan, Pemkab Jembrana bertanggung jawab penuh hanya pada jalan kabupaten, bukan jalan provinsi atau nasional.

"Jalan provinsi, seperti jalur dari Asah Duren ke utara hingga Pupuan Cupel ke selatan, baru direncanakan perbaikannya pada 2027," jelasnya.

Sementara itu, untuk jalan nasional, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Kementerian PUPR karena banyak lubang yang berpotensi menyebabkan kecelakaan, khususnya di wilayah Jembrana.

Tidak hanya fokus pada jalan kabupaten, Kembang juga menyoroti kondisi jalan desa yang memerlukan perhatian. Idealnya, perbaikan jalan desa menjadi tanggung jawab pemerintah desa melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).

Namun, Pemkab Jembrana tetap membuka pintu kolaborasi. "Jika jalannya panjang dan membutuhkan anggaran besar, desa bisa mengusulkan kepada kami," imbuhnya. Syaratnya, jalan tersebut harus memiliki kepadatan penduduk yang tinggi atau menjadi jalur ekonomi strategis.

Kembang membedakan penanganan jalan di kelurahan yang tidak memiliki APBDes dan mengalami keterbatasan dana transfer dari pemerintah pusat.

"Dulu lurah mendapat Rp800 juta per tahun, sekarang hanya Rp200 juta. Tahun depan kita belum tahu lagi," pungkasnya, mengisyaratkan tantangan yang lebih berat dalam pemeliharaan infrastruktur di kelurahan.

Bupati Kembang Hartawan bersama Wabup IGN Patriana Krisna. (Foto: Dik/Perspectives).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama