Bali Raih Kinerja Unggul Penyaluran KUR

 


Kementerian UMKM menggelar Rakor Penyaluran KUR Tahun 2025 wilayah kerja Jawa II (Jawa Timur dan Yogyakarta), Bali, dan Nusa Tenggara, Kamis (6/11/2025). (Foto: BI Bali) 

DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Sebagai upaya akselerasi penyaluran KUR, Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Penyaluran KUR Tahun 2025 wilayah kerja Jawa II (Jawa Timur dan Yogyakarta), Bali, dan Nusa Tenggara, Kamis (6/11/2025).

Kegiatan Rakor ini menjadi bagian dari rangkaian roadshow yang telah terselenggara di berbagai daerah yaitu di Bandung, Padang, Banjarmasin, Makassar dengan Bali sebagai penutup rangkaian kegiatan.

Rakor dipimpin oleh Wakil Menteri Kementrian UMKM (Helvi Moraza), dan dihadiri oleh Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM (Riza Damanik), Deputi Kepala Bidang Akuntan Negara BPKP (Iwan Taufiq Purwanto), Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (Erwin Soeriadimadja), serta Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali (Tri Arya Dhyana Kubontubuh), 15 (lima belas) lembaga keuangan, 3 (tiga) lembaga penjamin, serta 5 (lima) Dinas terkait.

Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menyambut baik inisiasi akseleratif Kementerian UMKM dalam mendorong realisasi capaian KUR Nasional melalui Rakor di Bali.

Bali merupakan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat yaitu 5,88% (yoy) pada triwulan III 2025, lebih tinggi dari Nasional (5,04%; yoy).

Driver utama pertumbuhan Bali adalah sektor pariwisata, dengan akmamin, perdagangan, dan transportasi, yang tetap tumbuh kuat. UMKM adalah penopang perekonomian Bali. Lebih dari 97% unit usaha di Bali merupakan UMKM, dan mayoritas adalah usaha mikro.

Pembiayaan mikro di Bali juga menunjukkan perkembangan yang positif. Dominasi kredit mikro cukup besar yaitu 40,93% dari total kredit UMKM, dan 17,45% dari total kredit.

Sementara itu, penyaluran KUR di Bali hingga September 2025 mencapai Rp8,03 triliun. Walaupun berperan besar, namun UMKM masih menghadapi beberapa tantangan yang terangkum dalam 3 (tiga) aspek utama yaitu Aspek Kapasitas dan Perilaku (Behavioral Readiness), Aspek Kelembagaan dan Akses Pembiayaan (Institutional Accessibility), serta Aspek Ekosistem dan Struktur Ekonomi Daerah (Ecosystem Sustainability).

Menghadapi ketiga tantangan tersebut, terdapat tiga langkah breakthrough yaitu sinergi menumbuhkan usaha mikro yang mampu tumbuh sehat, terjaganya ruang usaha bagi pelaku mikro, dan penciptaan kewirausahaan yang semakin kuat. Seluruhnya dilandasi dengan pendekatan integrated yang merekatkan regulator, otoritas, industri, asosiasi dan pelaku melalui 3C yaitu: Commitment, Collaboration, dan Communication.

“Bank Indonesia Bali berkomitmen untuk terus memperkuat peran UMKM sebagai driver utama ekonomi daerah melalui melalui pendampingan, fasilitasi pembiayaan, penguatan digitalisasi melalui QRIS, business matching, dan perluasan pasar hingga menembus pasar global,” tutur Erwin.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali juga menyampaikan bahwa sejumlah tantangan yang dihadapi oleh UMKM adalah kualitas debitur, literasi keuangan, serta digitalisasi UMKM yang terbatas.

Merespons hal tersebut, terdapat 8 (delapan) aspek yang digagas oleh Wakil Menteri Kementerian UMKM dalam arahan prioritas pembiayaan untuk mensukseskan KUR, diantaranya penyusunan aturan pelaksanaan KUR, pemanfaatan KUR dalam membaca potensi Daerah, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, akselerasi kesiapan dan kapasitas UMKM, legalitas dan regulasi akses UMKM, kolaborasi riset dan inovasi (salah satunya Bank Indonesia yang bekerja sama dengan BRIN), penegasan komitmen dan prosedur KUR, keberlanjutan evaluasi dan inventarisasi tantangan dan kendala penyaluran KUR, serta monitoring capaian KUR.

Wakil Menteri Kementrian UMKM juga mengapreasiasi BPD Bali yang telah menyalurkan KUR 61% di sektor produksi, sesuai dengan target. Penyaluran KUR kepada penerima perempuan juga mencapai 51,34%, menunjukkan diversifikasi pembiayaan dan dukungan penyaluran KUR yang inklusif.

Rakor juga membahas tentang kendala yang dialami oleh Bank Penyalur serta mendiskusikan beberapa hal yang perlu disempurnakan dalam mendukung capaian penyaluran KUR di akhir tahun 2025 dan tahun 2026.

“Kami berharap sinergi yang erat memperkuat UMKM sebagai agent of transformation menuju ekonomi Bali bahkan Indonesia yang hijau, inklusif, dan berdaya saing global. Ekonomi Bali yang tumbuh pesat adalah juga berarti mendatangkan devisa pariwisata bagi ekonomi Nasional,” tutur Erwin.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama