Galungan-Kuningan Jelang Penghujung Tahun, Kokohkan Solidaritas Hadapi Keterbatasan

 


 


NEGARA, PERSPECTIVESNEWS- Dalam suasana penuh makna menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan, Ketua DPRD Kabupaten Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi mengucapKan selamat dan doa terbaik kepada seluruh umat Hindu.

Perayaan Galungan dan Kuningan yang bermakna kemenangan Dharma atas Adharma, disebutnya sebagai momentum penting untuk memperkuat nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan semangat membangun daerah secara kolektif.

Dengan semangat penuh kedamaian menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan tahun 2025, Ketua DPRD Kabupaten Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi, menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh umat Hindu yang merayakan.

Ia mengajak masyarakat menjadikan momen sakral ini sebagai waktu refleksi diri (mulat sarira) atas perjalanan selama satu tahun terakhir, serta sebagai langkah awal menyusun resolusi kebersamaan demi kemajuan daerah menghadapi tantangan tahun 2026.

“Hari Raya Galungan dan Kuningan mengandung pesan spiritual yang sangat dalam, bukan hanya tentang kemenangan Dharma atas Adharma, tetapi juga tentang kemenangan pribadi kita dalam mengendalikan ego, hawa nafsu, dan kepentingan sesaat. Di pengHujung tahun 2025 ini, mari kita jadikan momentum Galungan sebagai momentum untuk mulat sarira, mengevaluasi diri, memperbaiki niat, dan memperkuat tekad untuk terus berkontribusi bagi daerah," ujarnya Minggu (16/11/2025).

Sebagai wakil rakyat dan pimpinan lembaga legislatif yang aktif mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan, pihaknya menekankan pentingnya persatuan dalam keberagaman. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat, lintas suku, agama, dan profesi, untuk terus solid bersatu merajut perbedaan menjadi kekuatan bersama. Menurutnya, tahun 2026 akan menjadi periode yang menantang, karena adanya keterbatasan fiskal dan anggaran daerah yang diprediksi cukup ketat.

"Kita sudah melihat tren penyesuaian anggaran sejak 2024. Di tahun 2026, tantangan akan semakin terasa, baik dari sisi anggaran pembangunan maupun operasional pemerintahan. Maka, tidak ada pilihan lain bagi kita selain bersatu, mengedepankan kepentingan bersama, serta menciptakan efisiensi dan inovasi di semua sektor. Kita perlu resolusi bersama, membangun dengan hati, dengan nilai kebersamaan, dan dengan prinsip efisiensi. Tidak boleh ada program yang hanya bersifat seremonial. Semua harus berorientasi pada hasil dan kesejahteraan rakyat," ungkapnya.

Ketua DPRD Wanita Pertama di Provinsi Bali ini berharap agar seluruh umat Hindu dapat merayakan Galungan dan Kuningan dengan penuh makna, menjauhkan diri dari sikap efuria berlebihan, dan tetap menjaga kesederhanaan serta kedamaian. Ia juga mengingatkan agar suasana perayaan ini dijadikan momen perekat sosial ditengah segala perbedaan. "Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa menganugerahkan kesehatan, kedamaian, dan kebijaksanaan kepada kita semua,” harap politisi wanita ini.

“Mari kita rayakan Galungan di pengujung tahun dengan jiwa yang bersih, dan hadapi tahun 2026 dengan kepala tegak, bahu membahu membangun Jembrana yang kita cintai. Refleksi diri berarti juga refleksi sosial, apakah kita sudah cukup peduli terhadap sesama? Apakah kita sudah bersikap adil dan tidak diskriminatif? Apakah kita sudah benar-benar menjaga etika dalam berpolitik, bermasyarakat, dan membangun daerah? Semua itu adalah bagian dari pembangunan karakter," lanjutnya.

Di tengah keterbatasan anggaran ia mendorong optimalisasi potensi lokal dan partisipasi publik. Ia menekankan bahwa pembangunan Jembrana tidak bisa hanya bertumpu pada APBD, tetapi juga pada kolaborasi, kreativitas, dan inovasi dari seluruh elemen daerah, termasuk desa adat, UMKM, tokoh perempuan, pemuda, dan komunitas sosial. "Jembrana punya kekuatan besar di tingkat komunitas. Jika potensi itu kita rangkul dan beri ruang, maka keterbatasan anggaran tidak akan menjadi penghalang utama,” jelasnya.

Para pemangku kepentingan diharapkan agar menjadikan Galungan-Kuningan ini sebagai momentum konsolidasi dan perencanaan matang untuk menghadapi tahun 2026. Ia menegaskan pentingnya penyusunan program yang tepat sasaran, transparan, dan menyentuh kebutuhan dasar masyarakat. Seluruh warga diharapkan untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi pelaku aktif dalam proses pembangunan, walau dalam kondisi keterbatasan, “Kita butuh solidaritas sosial yang nyata, bukan hanya slogan," tandasnya.  (*)

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama