Duta PSBS Provinsi Bali, Ibu Putri Koster dalam sosialisasinya di GOR Banjar Kebebeng, Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kamis (27/11/2025). (Foto: Hms Prov. Bali)
JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Dua kecamatan di
Kabupaten Jembrana, yakni Kecamatan Mendoyo dan Kecamatan Pekutatan, menjadi
lokasi terakhir roadshow Sosialisasi Percepatan Pelaksanaan Pembatasan
Penggunaan Plastik Sekali Pakai dan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS)
Palemahan Kedas (PADAS) Tahun 2025 dari total 57 kecamatan se-Bali.
Lokasi ke-56 yang menjadi tujuan sosialisasi yakni Kecamatan
Mendoyo, Jembrana, berlangsung di GOR Banjar Kebebeng, Desa Mendoyo Dangin
Tukad, Kamis (27/11/2025).
Duta Percepatan Penanganan Sampah Berbasis Sumber (PSBS)
Provinsi Bali, Ibu Putri Koster, dalam sosialisasinya mengingatkan masyarakat
agar tidak mengulangi kesalahan seperti yang terjadi di TPA Suwung, Denpasar,
yang menampung sampah selama puluhan tahun hingga menggunung.
Dikatakan Putri Koster, sistem pembuangan terbuka (open
dumping) dan pembakaran yang selama ini dilakukan justru menimbulkan masalah
baru karena menghasilkan zat beracun seperti dioksin yang berbahaya bagi
kesehatan masyarakat.
“Itu menjadi gunung sampah yang kini jadi musibah lingkungan
dan kesehatan bagi warga,” jelasnya.
Lebih lanjut, sistem ideal yang bisa dilakukan dalam
menangani sampah saat ini yakni sampah organik diselesaikan oleh masyarakat
langsung di sumber, sementara sampah anorganik dapat diselesaikan oleh desa
maupun secara berjenjang hingga kecamatan dan kabupaten/kota.
“Desa harus punya Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse,
Recycle (TPS3R). Sampah anorganik bawa ke TPS3R, jangan sampai sampah organik,apalagi
yang basah—dibawa juga ke sana dan akhirnya bercampur. Nanti justru menjadi
masalah baru lagi. Makanya, untuk sampah organik harus selesai di sumbernya
langsung,” jelasnya.
Camat Mendoyo, I Putu Nova Noviana, menyampaikan bahwa
hingga saat ini sampah masih menjadi masalah serius yang harus dicarikan jalan
keluar agar anak cucu generasi penerus bisa merasakan kelestarian lingkungan.
Ia juga menambahkan, di Kecamatan Mendoyo telah terdapat 5
(lima) TPS3R, yakni di Desa Mendoyo Dauh Tukad, Mendoyo Dangin Tukad, Desa
Penyaringan, Desa Yehembang, dan Desa Yeh Sumbul.
“Selain itu, kantor desa dan kelurahan juga sudah membuat
Teba Modern di halaman kantor masing-masing. Saya mengucapkan terima kasih
kepada desa/kelurahan yang telah melaksanakan Pengelolaan Sampah Berbasis
Sumber,” terang Nova.
Selanjutnya, sosialisasi ke-57 berlangsung di Wantilan Pura
Puseh, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana.
Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa (Kasi PMD)
Kecamatan Pekutatan, I Made Dwi Supadnyana, menyampaikan hingga saat ini telah
terbangun total 96 unit Teba Modern yang dibuat oleh lembaga pemerintahan,
sekolah, fasilitas kesehatan, kantor desa, dan lembaga adat di Kecamatan
Pekutatan.
“Selain itu, ASN pada Kantor Camat Pekutatan turut menjadi
contoh penerapan nyata dengan membuat 2 unit Teba Modern serta 33 compost bag
yang digunakan baik untuk edukasi maupun praktik langsung pengolahan sampah
organik di masing-masing rumah tangga.
Selain itu, seluruh ASN yang ada di wilayah Kecamatan
Pekutatan sudah memiliki bag sampah sebagai tempat pengolahan sampah organik.
Setiap desa di wilayah Kecamatan Pekutatan aktif berpartisipasi dalam
Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) sesuai amanat Pergub Bali Nomor 97
Tahun 2018,” ungkapnya.
Anggota Tim Percepatan Pelaksanaan Pembatasan Penggunaan
Plastik Sekali Pakai dan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, I Gusti Ayu Diah
Werdhi Srikandi, dalam sosialisasinya menyampaikan bahwa salah satu upaya
mewujudkan Bali Bersih Sampah adalah dengan memilah sampah sesuai jenisnya.
Sampah organik kering dapat diolah menggunakan Teba Modern
maupun Teba konvensional, sedangkan sampah organik basah dan sampah dapur dapat
dikelola melalui tong komposter. Ia juga mendemonstrasikan kepada masyarakat
proses penggunaan dan pengelolaan sampah menggunakan tong komposter.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Jembrana, Ny. Ani
Setiawarini Kembang Hartawan, menyambut baik Sosialisasi Percepatan Pelaksanaan
Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai dan Pengelolaan Sampah Berbasis
Sumber di Jembrana.
“Saya mengajak para Perbekel/Bendesa Adat/TP PKK
Desa/Kelurahan/Pakis untuk bergerak bersama dalam menjaga kelestarian
lingkungan, mendukung program Penanganan Sampah Berbasis Sumber ini,”
ungkapnya.
Ia menambahkan, ilmu yang didapatkan hari ini tidak boleh
berhenti hanya sebagai catatan atau ingatan, tetapi kini tugas kita adalah
bergerak. Kita harus menjadi pelopor PSBS di rumah kita, di banjar kita, dan di
desa atau kelurahan. (hum/lan)
