Foto bersama dengan salah satu penerima ICEA Award 2025, di Grand Mercure Bali, Selasa malam (18/11/2025). (Foto: Perspectives)
BADUNG, PERSPECTIVESNEWS- Dinilai terbaik dalam
penerapan praktik ekonomi sirkular di perusahaan, 20 perusahaan menerima Award
ICEA 2025, yang berlangsung Selasa malam (18/11/2025), di Grand Mercure Bali,
Seminyak, Badung, Bali.
Seperti diketahui, ICEA (Indonesian Circular Economy Award)
merupakan bagian event dari International Conference on Circular Economy and
SustainabilIty (ICCES) yang berlangsung selama tiga (3) hari.
Konferensi internasional tentang Ekonomi Sirkular dan
Berkelanjutan ini untuk pertama kalinya digelar di Indonesia dan Bali dipilih sebagai
tuan rumah.
Konferensi yang diikuti 150 delegasi utusan dari 15 negara
termasuk Indonesia tersebut, Berbasis ISO 59000 Series untuk korporat nasional
yang telah menerapkan model ekonomi sirkular.
Chairperson
of The Institute for Circular Economy and Sustainability Transformation (ICEST), Suharman Noerman, mengatakan, ICEA 2025 yang diinisiasinya itu
bermitra dengan Badan Standardisasi Nasional (BSN) terkait diluncurkannya
standar ISO 59000 tentang ekonomi sirkular (Circular Economic).
“Kami melakukan sosialisasi dan edukasi kepada stakeholders
pembangunan seperti dunia usaha. ICEA 2025 dilakukan perdana secara
internasional karena merespons lima standar ISO baru termasuk ISO 59000,” terang
Suharman kepada media di sela acara.
Disebutkan, Standar ISO 59000 untuk ekonomi sirkular mulai
diterbitkan pada 22 Mei 2024 oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi
(ISO), dengan partisipasi dari para ahli lebih dari 100 negara, menyediakan
panduan global pertama untuk ekonomi sirkular, mencakup terminologi, prinsip,
dan implementasi bisnis.
Chairperson of The ICEST, Suharman Noerman. (Foto: Perspectives)
Noerman kembali menjelaskan, ekonomi sirkular merupakan sebuah sistem dimana material tidak pernah menjadi limbah dan segala sesuatu yang terdapat di alam akan terus diregenerasi. Kebalikannya, adalah ekonomi linear, yang oleh pemangku kepentingan pembangunan global dikhawatirkan memunculkan banyak risiko jika model ekonomi linear tetap berlanjut.
“Para pemangku kepentingan pembangunan global menyebut
terjadi paling tidak ada empat hal kalau sistem ekonomi linear dipertahankan,
yakni pemanasan global (global warming), polusi, menipisnya sumber daya alam,
dan makin hilangnya aneka ragam hayati,” ungkap Suharman.
Adopsi ISO 59000
Sementara Plh. Kepala BSN, Y. Kristianto Widiwardono
menjelaskan, kegiatan bertema ekonomi sirkular selaras dengan komitmen
pemerintah berupaya mendorong sosialisasi, kesadaran dan adopsi standar ISO
59000 serta mengembangkan roadmap jangka panjang dalam mencapai Emisi Rendah
Karbon (Net Zero Emission-NZE) pada 2060.
“Kita perlu gotong royong dengan semua pihak untuk mencapai
target Emisi Rendah Karbon, baik dari pemerintah,
perusahaan (BUMN & swasta), akademisi, pelaku usaha, serta sektor industri
yang terkait.
Pihaknya menyambut baik inisiatif ICEA 2025 berbasis ISO
59000. Hal ini mendorong kesadaran dan praktik keberlanjutan yang lebih
sempurna dalam menuju pencapaian pembangunan berkelanjutan (SDGs) serta net
zero emission yang telah menjadi komitmen bersama dalam waktu yang bersamaan.
Kegiatan ICEA 2025 dan ICCES 2025 terlaksana dan didukung
oleh beberapa perusahaan nasional antara lain PT Telkomsel Tbk, PT Pertamina
(Persero), PT Kaltim Prima Coal (KPC), Green Concrete Panel Ltd (GCP)., PT
Antam Tbk, PT Chandra Asri Pacific Tbk (CAP), PT Bank BJB, PT Pupuk Kaltim Tbk,
PT Petrokimia Gresik, PT Pusri Palembang dan PT Pupuk Kujang, PT Sucofindo
(persero) dan PT MNC Group. (lan)

