Bupati Kembang saat menyampaikan aspirasi pedagang ke Balai Penataan Bangunan, Prasarana dan Kawasan Bali yang diterima langsung Kepala Balai, Sunarjito, ST, MT dan sejumlah pejabat Balai lainnya, Jumat (5/12/2025). (Foto: Hms Jbr)
JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Bupati Jembrana, I Made
Kembang Hartawan bertindak cepat merespons keluhan pedagang dengan mendatangi
langsung Balai Penataan Bangunan, Prasarana dan Kawasan Bali yang diterima
langsung kepala Balai, Sunarjito, ST, MT dan sejumlah pejabat Balai lainnya,
Jumat (5/12/2025).
Kedatangan Bupati Kembang ini bertujuan menyampaikan
aspirasi mendesak dari para pedagang Pasar Umum Negara, yang saat ini
menghadapi kesulitan ekonomi akibat kondisi pasar yang belum optimal.
“Saya ke sini ingin menyampaikan aspirasi pedagang. Saat ini
mereka mengeluh, bahkan beberapa perwakilan pedagang datang kepada saya, mereka
bilang omzetnya hampir tidak ada setiap hari,” ujar Bupati Kembang.
Ia menegaskan pentingnya penataan kembali sejumlah titik di
Pasar Umum Negara untuk keberlangsungan hidup para pedagang, khususnya dalam
menghadapi dampak ekonomi saat ini.
“Saya memikirkan keberlangsungan mereka, anak-anak mereka
harus sekolah, dan mereka harus makan. Saya merasakan betul bagaimana sekarang
dampak ekonomi, pedagang kita tidak dapat jualan,” tambahnya.
Setelah mempelajari keluhan di lapangan, Bupati Kembang
menyebutkan ada sejumlah permasalahan yang disampaikan pedagang terkait
penataan pasar, diantaranya pintu masuk pasar yang kurang tinggi dan perlunya
jembatan di bawah dari gedung A ke gedung B.
Dalam pertemuan tersebut, Bupati Kembang Hartawan secara
tegas meminta solusi dan kebijakan Balai Penataan Bangunan, Prasarana dan
Kawasan Bali yang dapat mempercepat pembenahan.
“Saya mohon kepada Bapak/Ibu di Balai, kebijakan apa yang
bisa diberikan kepada kami,” pintanya.
Bupati Kembang tidak memungkiri gedung Pasar Umum Negara
saat ini sudah baik dan memenuhi standar pasar secara nasional. Namun ia sangat
menyayangkan belum bisa memberikan dampak maksimal kepada para pedagang yang
notabene memanfaatkan gedung tersebut setiap hari untuk mencari nafkah.
“Saya senang melihat bangunannya dari luar dan bangga, tapi
fungsinya bagaimana? Dan tujuan terhadap pedagang tidak tercapai,” tegasnya.
Bahkan, Ia menyatakan penolakan jika bangunan tersebut
diusulkan sebagai aset daerah namun belum memberikan manfaat secara maksimal
kepada masyarakat khususnya para pedagang yang menggantungkan hidupnya disana.
"Kemudian bangunan itu akan diusulkan kepada kami. Mohon
maaf kami akan tolak. Kalau sudah asetnya tidak bermanfaat bagi masyarakat
kami, untuk apa kami terima,” tegas Bupati Kembang. (humasJ)
